Porosnusantara.co.id, Jakarta – Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti panas bumi mendapat respon yang sangat baik dari dunia internasional, hal ini dibuktikan dengan banyaknya akses-akses keuangan yang ditawarkan kepada pihak Indonesia. Pengembangan panas bumi selain ramah terhadap lingkungan yang dibuktikan dengan emisi rendah yang dihasilkannya, juga dapat dijadikan sebagai program andalan subsitusi bahan bakar minyak (BBM) khususnya di sektor pembangkit, sehingga impor BBM Indonesia dapat dikurangi dan kemampuan untuk memiliki ketahanan energi menjadi sangat besar.
“Program-program geothermal (panas bumi) seperti “password” karena geothermal ini memang international very-very attractive, dan juga dalam rangka kita bisa mengkapitalisasi komitmen kita terhadap climate change (perubahan iklim) seharusnya program proyek-proyek geothermal ini dapat masuk dalam program untuk carbon market, maupun kita mendapatkan akses financing yang seringan mungkin, ini yang saya harapkan dari semua pihak, Kementerian Keuangan bisa membantu untuk akses terhadap berbagai financing international yang available untuk renewable terutama geothermal yang luar biasa besar,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani usai menyaksikan penandatangan kerjasama antara Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan PT Geo Dipa Energy (Persero), Kamis (25/4).
Sri Mulyani menambahkan, dalam menyediakan energi perlu juga diperhatikan aspek keberlanjutan dalam memproduksi jumlah energi yang semakin meningkat, karena selain demand juga disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani Paris Agreement.
Selain penandatangan Paris Agreement, dalam rangka untuk mengurangi emisi karbon, dan Indonesia juga termasuk negara yang ikut mendukung tercapainya sustainable development goals, dimana baik dari sisi aspek akses listrik atau energi dan juga aspek untuk memerangi masalah perubahan iklim itu menjadi suatu komitmen yang tidak terpisahkan.