Kekayaan Obi Melimpah: Rakyat Menderita Dan Miskin. Salah Siapa?….
Laiwui Kecamatan Obi. Poros Nusantara co.id. (kamis 27/03/2025). Banyak kalangan pertanyakan kekayaan alam seperti nikel di pulau Obi di keruk dan disimpan dimana. Obi terlihat dari jauh seakan makmur dan sejahtera masyarakanya. Tapi ternyata jalan antar desa rusak parah, infrastruktur tidak ada dan ekonomi masyarakat Obi pas-pasan.
Salah satu tokoh Obi sebut saja Budiman menuturkan bahwa kata ini tidak pantas untuk disebutkan : “Dari Obi untuk Indonesia”, slogan yang gagah perkasa di pulau terpencil itu. Seolah-olah perusahaan besar yang mengeruk kekayaan alam Obi sedang berjanji akan memajukan Indonesia. Tapi, kenyataannya? Pulau Obi, sumber harta karun yang begitu melimpah, justru terlupakan. Ucapnya
Lanjut Budi demikian sapaan akrabnya, Hasil tambang yang diangkut truk-truk besar, yang konon digunakan untuk membangun Indonesia, justru meninggalkan Pulau Obi dalam kesuraman. Infrastruktur jalan yang tidak terhubung, rumah-rumah reyot, pelayanan kesehatan seadanya, dan pendidikan yang tertinggal, mencerminkan ketidakadilan yang menyeramkan. Seolah-olah Obi hanya dianggap sebagai gudang sumber daya, bukan bagian dari Indonesia yang layak diperhatikan.
Slogan “Dari Obi untuk Indonesia” berubah menjadi “Untuk Indonesia, tapi Bukan untuk Obi”. Kekayaan alam Obi menghidupi daerah lain, sementara penduduk Obi masih berjuang untuk mendapatkan akses dasar yang layak. Keadilan sosial yang dijanjikan tak kunjung tiba, seolah-olah Obi hanya alat untuk mencukupi kebutuhan daerah lain, bukan bagian dari Indonesia yang dihargai. Tegasnya
Sudah saatnya kita mengingatkan pemerintah dan perusahaan besar bahwa Obi adalah bagian dari Indonesia. Kemakmuran yang diciptakan dari kekayaan alam Obi harus kembali ke Obi sendiri. Infrastruktur yang layak, pelayanan kesehatan yang memadai, dan pendidikan yang berkualitas adalah hak rakyat Obi, bukan sekadar janji yang tak pernah terwujud.