dr Iwan Dakota Dirut RS Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Terima Penghargaan 3 Pejabat Teladan Terbaik ASN 2019 Kemenpan RB

 

Poros Nusantara, Jakarta – Penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi setelah GC stroke. Bagi para penyintas penyakit jantung, kecepatan penanganan adalah hal krusial. Penyederhanaan waktu penanganan pasien penyakit jantung menjadi fokus dr. Iwan Dakota. Sebagai dokter spesialis jantung, ia memberikan banyak pembaruan dan inovasi di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam mengurangi kasus kematian akibat penyakit jantung.

Selain itu, kepadatan pasien yang dialami masyarakat khususnya di Jakarta turut berpengaruh terhadap kecepatan dalam penanganan penyakit jantung. “Bagi penyakit jantung waktu adalah masalah yang terkait dengan nyawa atau pencatatan seumur hidup, untuk itu saya kira perlu penanganan cukup komprehensif terhadap serangan jantung bagi masyarakat Jakarta,” jelas dr. Iwan Dakota.

BACA JUGA  Polisi Tetapkan Dua Tersangka Pengeroyokan Jurnalis Kompas TV

Untuk memangkas waktu pelayanan pasien penyakit jantung, sistem penanganan gawat darurat penyakit jantung melibatkan pelayanan primer di masyarakat dengan 44 Puskesmas dan lebih dari 5 rumah sakit umum di daerah. Awalnya tenaga medis di Puskesmas dan beberapa RSUD diberi pelatihan, kemudian dibangun sistem penanganan terpadu penyakit jantung. Masing-masing Puskesmas tersebut dapat mengakses langsung ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita untuk meminta masukan dan arahan lanjut penatalaksanaan pasien dengan penyakit jantung.

BACA JUGA  Mengenal Aldiwan, ASN Milenial yang Kembangkan Internet di Wilayah Terpencil

Dampak positif penerapan sistem itu adalah penurunan angka kematian yang cukup signifikan, yakni dari 9,9 persen menjadi 7,1 persen. Penurunan angka kematian didapatkan sebelum dan sesudah diberlakukannya sistem penanganan gawat darurat terpadu penyakit jantung. Kedepannya, program ini akan melibatkan jangkauan lebih luas lagi terhadap masyarakat serta melibatkan beberapa rumah sakit daerah ataupun rumah sakit swasta. “Bahkan mungkin akan bekerja sama dengan ambulan 119, sehingga penangananan diharapkan dapat lebih komprehensif. Jika proyek ini berhasil di cakupan yang lebih kecil di daerah Jakarta kita akan replikasi ke berapa kota-kota besar lainnya,” imbuh dr. Iwan, yang menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *