Kartini Masa Kini Perlu Pedomani Falsafah Bunda Teresa

Kupang, Poros Nusantara – Jelang puncak hari ulang tahun (HUT) Raden Ajeng Kartini tanggal 21 April 2018 dan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei mendatang, Organisasi Dharma Wanita Persatuan Provinsi NTT khususnya Bidang Sosial Budaya menggelar aneka lomba.

Salah satu mata lomba adalah pidato yang diikuti peserta dari beberapa organisasi perempuan tingkat provinsi. Dari para peserta yang mengikuti lomba pidato, salah satunya dokter Olivia Des Vinca Albahana Napitupulu, SpAn, M.Ked. Sehari – hari Dokter Olivia demikian ia disapa,  bekerja sebagai tenaga dokter ahli anestesi yang untuk ukuran NTT termasuk tenaga  langka karena tercatat dari 23 dokter anestesi lima diantaranya perempuan selain dirinya yang bertugas di RST Wira Sakti Kupang juga empat lainnya   di Kupang, Labuan Bajo, Atambua dan Waingapu.

IMG-20180417-WA0001

Dokter Olivia yang lahir di Medan tanggal 13 Desember 1980 ini kepada PorosNusantara di sela – sela kegiatan lomba di Kupang, Senin (16/4/2018) menceritarakan keterlibatannya pada acara lomba pidato untuk bersaing dengan peserta lainnya. Dengan mengambil tema Pidato ” Kartini Mendobrak Kezoliman Gender ” istri dari Mayor (ZKM) dr. Immanuel E S Purba, Sp.THT-KL yang juga Dandenkesyah Wira Sakti Kupang, mengungkapkan bahwa sudah waktunya Kartini masa kini memperjuangkan nilai kesetaraan. Kaum wanita harus sejajar dengan kaum laki – laki untuk semua bidang tanpa ada diskriminasi.

Di mata dokter Olivia, sosok RA Kartini merupakan wanita tangguh yang memperjuangkan emansipasi kaumnya. Perjuangan RA Kartini itu,  harusnya diteladani untuk sama – sama berjuang  agar setara dengan kaum laki – laki dalam profesi maupun pelayanan pekerjaan. Dirinya mencontohkan, di bidang kesehatan, pendidikan dan di tengah masyarakat perjuangan kaum wanita harus setara kaum pria. ” Saya dokter anestesi wanita salah satu profesi yang cukup langka. Di NTT  ada 23 orang dokter tercatat 5 orang itu wanita termasuk saya. Ada teman lain di Kupang, Labuan Bajo, Atambua dan Waingapu. Artinya kepeloporan RA Kartini sudah terwujud karena di bidang kesehatan kita setara dengan kaum laki – laki “, jelas wanita murah senyum ini.

Dimintai pendapat pribadinya soal Kartini masa kini, dokter Olivia yang punya hobi membaca dan menari ini menuturkan,   secara global sosok wanita  sudah ada yang menjadi Presiden yakni Megawati Soekarnoputri dan ada juga beberapa  menteri perempuan. Khusus di NTT, dokter Olivia melihatnya masih kurang diberdayakan. Wanita NTT  masih  ketinggalan dalam hal komunikasi, informasi termasuk menangkap peluang. Peluang itu ada buat kaum wanita tetapi belum ditangkap. Pesan buat wanita masa kini, kata dokter Olivia, harus diwaspadai masalah penggunaan  sosial media. Para wanita perlu berhati – hati memberikan informasi di medsos karena bisa mencelakakan diri sendiri.

Kaum wanita harus menjaga  kodrat sebagai wanita yang dikenal wanita itu sopan,  lemah lembut dan tidak boleh menjelekan orang lain. Medsos harus digunakan kaum wanita sebagai  sarana mengembangkan ide dan kreatifitas karena RA Kartini dulu tidak ada medsos sehingga  Kartini sekarang berpikir hal yang baik jangan hal negatif. Peran sebagai ibu bagi anak dan istri bagi suami harus dijaga karena kalau pembawaan wanita itu jelek maka suami juga jelek, sehingga wanita masa kini harus gunakan teknologi secara baik. ” Dalam hal politik karena kita istri prajurit TNI maka kita netral tidak memihak pada satu orang. Kita dukung keberhasilan jika ada perempuan yang terjun di politik.  Itu bagus karena menunjukan kita sederajat dengan kaum pria “, ujarnya.

IMG-20180417-WA0003Berkenaan dengan lomba pidato ini, dokter Olivia salut atas dukungan penuh dari  Ketua Korcab 161/Wira Sakti juga Kasi Kebudayaan juga Seksi Organisasi agar dirinya  tampil baik. Dirinya selalu mendengar arahan pimpinan bahwa sebagai istri prajurit tidak bisa bermain sendiri tapi tetap loyal pada atasan. ” Pada pidato ini saya memilih tema ” Kartini Mendobrak Kezoliman Gender ” karena mau berjuang bersama kaum wanita untuk  mensejajarkan diri dengan kaum laki – laki. Saya bersyukur kerjasama secara baik antara pimpinan dan anggota. Saya mengikuti lomba ini memang  ingin kembangkan kemampuan dan hobi saya untuk bisa tampil di depan umum juga mengangkat kesetaraan kaum  perempuan dan bentuk loyalitas pada organisasi Persit “,  tegas dokter Olivia.

Pada penghujung perbincangan, dokter Olivia memberi pesan moral pada Kartini masa kini supaya jangan takut untuk meneruskan cita – cita RA Kartini,  kembangkan ide dalam berkarya serta berbuat hal yang baik seturut falsafah hidupnya yang diambil dari falsafah Almarhumah Bunda Teresa dari Kalkuta, India yakni, ” Jika kita belum mampu melakukan hal – hal yang besar, mulailah dengan sesuatu hal – hal yang kecil mulai dari diri kita sendiri yang dilandasi dengan rasa cinta kasih, bertanggung jawab dan semangat “. Inilah falsafah yang menjadi cerminan wanita masa kini.

 

( Laporan : Erni Amperawati )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *