Porosnusantara.co.id – Jakarta || Terjadi pengeroyokan oleh oknum tertentu pada saat berjalanya demo BEM SI yang digelar pada 11 april di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat. Ade Armando selaku korban dari pengeroyokan tersebut terkapar lemas dengan mata bengkak dan hidung yang mengeluarkan darah.
Kronologis pengeroyokan yang menimpa dosen Fisip Universitas Indonesia (UI) bermula saat beliau hadir dalam demo yang dihadiri oleh 1.000 masa lebih, selanjutnya beliau diwawancarai oleh media yang hadir untuk melakukan peliputan dilokasi.
Demo tersebut dihadiri oleh 18 kampus, yaitu UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG dan STIEPER.
Ade Armando menyatakan maksud kedatangannya ialah mendukung demo mahasiswa pada saat itu.
“Saya tidak ikut demo, saya mantau. Dan ingin menyatakan saya mendukung (demo mahasiswa),” sebut Ade, Senin (11/4/2022).
Beliau juga menuturkan penjelasan bahwa makna lain kehadiran dia pada saat ini untuk mendukung penuh gugatan mahasiswa kepada pemerintah perihal perpanjangan masa jabatan presiden.
“Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju,”
Saat tengah dilakukan wawancara oleh para media, beberapa kelompok ibu-ibu mendatangi Ade Armando dan mengutuki beliau dengan sebutan buzzer “munafik, buzzer,”.
Ade Armando pun tidak terima dan berargumentasi dengan kelompok ibu-ibu tersebut, argumentasi tersebut mengundang kerumunan massa yang lebih banyak alhasil Ade Armando dikeroyok oleh massa.
Usut punya usut awal mula pengeroyokan tersebut dipercik oleh pukulan yang dilontarkan kebagian belakang kepala Ade Armando. Selanjutnya Ade Armando di arak oleh massa, hingga hampir tidak memakai celana.