1.Nilai Ekspor Pertanian 2015-2018.
2015 di tengah badai El Nino, nilai ekspor pertanian mencapai 403,8 Triliun, 2016 ada penurunan berbarengan dengan badai La Nina, 384,9 Triliun, sedang di tahun 2017 meningkat tajam, 475,9 Triliun dan tahun 2018 nilai ekspor pertanian mencapai 499,3 Triliun. Total ekspor pertanian tahun 2015 hingga 2018 Rp. 1.764 Triliun, dengan kenaikan signifikan dari 2016 : 2018 29,7 %. 2. Nilai Investasi Sektor Pertanian juga turut memberikan sumbangan besar untuk pertumbuhan, ada kenaikan luar biasa dari tahun 2013 hanya 29,3 Triliun sedan tahun 2018 total investasi senilai 270,1 Triliun, kenaikan yang mencengangkan lebih 100 persen. Tahun 2013 banding 2018 kenaikan 110,2 persen (BKPM),untuk Penerimaan Domestik Bruto Pertanian, tahun 2013 Rp. 994,8 Triliun, sedang tahun 2018, data BPS total Rp. 1.375,2 Triliun, separuh dari nilai APBN, pada saat pertumbuhan dan investasi sektor pertanian meningkat tajam, justru tidak membuat petani belanja boros, terbukti Inflasi Bahan Makanan/Pangan, terus menurun signifikan seperti data BPS ini, 2014. 10,57 persen diatas 2 digit dan terus turun 2015, 4,93 persen, 2016, terkoreksi menjadi 5,69 persen, namun turun drastis, pertama dalam sejarah republik.
Inflasi Pangan tahun 2017 hanya 1,26 persen, inflasi yang rendah tersebut memberikan sumbangsih pada NTP dan NTUP dari 2014 hingga 2018 NTP naik 0,22 persen dan NTUP naik 5,39 persen yang bersumber dari penataan Rantai Pasok dan stablitas harga Saprodi ditingkat petani. Prestasi Program Pembangunan Sektor Pertanian di Era Andi Amran Sulaiman, menurut dats BPS, mampu menurunkan Penduduk Miskin di Perdesaan hingga 10,87 persen yakni 2013, jumlah penduduk miskin 17,74 juta jiwa sedang ditahun 2018 hanya 15,81 juta jiwa. Indonesia menjadi Negara yang dinilai mampu membangun Ketahanan dan Keberlanjutan Pembangunan sektor Pertanian, melampaui Amerika Serikat.
Dirgahayu Republik Indonesia ke 74. Kerja-Kerja-Kerja, Membangun Kedaulatan Pangan, Kesejateraan Petani untuk Kehormatan Bangsa dan Negara.