Lain dari itu, adapula yang menyebut Gajah Mada berasal dari Bali. Masyarakat Bali mempercayai cerita turun temurun yang menyebut bahwa ibu sang patih ini berasal dari Bali. Ada juga yang memperkirakan Gajah Mada berasal dari suku Dayak Krio di Kalimantan Barat, merujuk dari kisah nenek moyang suku Krio tentang seorang Panglima besar dayak bernama Panglima Jaga Mada yang diutus ke Jawa Dwipa untuk menguasai tanah Jawa.
Kemudian ada juga yang menyebut bahwa Gajah Mada itu berasal dari Mongol. Diperkirakan dia adalah salah satu pimpinan pasukan Mongol yang tertinggal. Ketika itu Raden Wijaya (pendiri Majapahit) mengalahkan pasukannya yang berniat menyerang Raja Kertanegara karena telah melecehkan Mongol dengan memotong telingan Meng Khi (utusan Mongol).
Demikian pula tentang kisahnya menaklukkan Nusantara. Para ahli sejarah dan buku2 sejarah yang ada menuliskan bahwa Gajahmada sang Mahapatih Majapahit adalah orang yang menyatukan atau adapula yang menyebutkan menaklukan Nusantara yang identik dengan Indonesia saat ini.
W. Fruin-Mess dalam buku Geschiedenis Van Java dengan pengantar oléh Raden Dr. Hoesein Djajadiningrat menulis, Pada tahun 1331, terjadi pemberontakan masyarakat Sadeng di kesultanan, yang berkat Kertawarddhana dan beberapa penguasa kesultanan, termasuk Kembar dan Gadjah Mada, dapat ditundukkan oleh pasukan Madjapahit. Oleh karena jasanya ia diangkat sebagai patih Amangkoebhumi . Orang bijaksana yang memimpin pasukan Madjapahit yang jaya ini segera menyusun program penaklukan segala macam wilayah di Jawa dan segala macam pulau di sekitarnya.
Dia bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa dia akan berpantang memakan makanan yang sangat dia sukai sebelum Sunda, Bali, Dompo (di Sumbawa), Seroeng (Seram), Goeroen (Kepulauan Goram di timur Ceram atau Noesa Penida antara Bali dan Lombok), Tandjoeng Poera (di Kalimantan Barat Daya, ibu kota Matan) , Palembang, Haroe (di pantai timur Sumatera), Pahang (di Semenanjung Malaka) dan Toemasik (Singapoera) tunduk dibawah Majapahit.