Bali – Porosnusantara – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida, Ditjen Sumber Daya Air terus memacu penyelesaian pembangunan Bendungan Tamblang di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Pembangunan bendungan telah memasuki tahap akhir dengan progres fisik hingga 6 November 2022 mencapai 89,1% atau lebih cepat dari rencana sebesar 88%.
Bendungan yang diproyeksi memiliki kapasitas tampungan sebesar 7,6 juta m3 ini ditargetkan dapat dilakukan pengisian awal (impounding) pada akhir 2022, sehingga dapat segera dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 588 hektare di Daerah Irigasi (DI) Bungkulan dan D.I Bulian.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. “Kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal,” kata Menteri Basuki.
Bendungan Tamblang memiliki potensi sebagai penyediaan air baku dengan debit 510 liter/detik, menambah cadangan listrik (PLTM) sebesar 0,54 MW, pengendalian banjir, kawasan konservasi, dan potensi pariwisata baru di Bali utara. Pembangunan bendungan ini diharapkan akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Bali yang terkenal dengan sejumlah destinasi pariwisata bertaraf internasional.
Bendungan Tamblang menjadi bendungan dengan inti aspal pertama yang dibangun di Indonesia (Asphalt Core Concrete Embankment Dam – ACCED). Teknologi ini bisa menjadi contoh untuk pembangunan bendungan di Indonesia karena lebih murah dan lebih stabil (flexible).
Bendungan Tamblang merupakan bendungan dengan tipe Zonal Inti Tegak dengan panjang 260 meter dan tinggi puncak 70 meter, dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel tapal kuda dengan diameter 4,50 meter panjang 3,55 meter. Sumber air bendungan berasal dari Tukad Daya dengan luas genangan 35,85 hektare.