Sedangkan pembangunan Bendungan Beringin Sila yang berlokasi di Sumbawa dilakukan sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,66 triliun. Saat ini progres fisik pembangunannya mencapai 92,60% untuk paket I dan 96,05% untuk paket II dengan target rampung pada Desember 2022.
Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 Ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 Ha, menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik, PLTM sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3/detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.
Pada kesempatan ini Menteri Basuki juga meninjau pembangunan Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano seluas 4.200 ha untuk menyalurkan air dari Bendungan Bintang Bano. Progresnya rata-rata untuk seluruh paket saat ini mencapai 55,5% dan ditargetkan selesai tahun 2023. “Saya minta seluruh jaringan dan bendung tuntas pada Agustus 2023 agar bisa berfungsi mensuplai air ke sawah-sawah masyarakat,” tutup Menteri Basuki.
Bendungan Bintang Bano sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2022. Bendungan dengan kapasitas tampung 76 juta m3 dan luas genangan 256 ha ini mampu mengairi 6.700 ha sawah, reduksi banjir di Sumbawa Barat sebesar 53%, menyediakan air baku sebesar 550 liter/detik, serta potensi penghasil listrik dari tenaga air sebesar 6,6 MW, dan potensi pariwisata.
Turut hadir Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi, Direktur Utama PT. Brantas Abipraya Sugeng Rochadi, Direktur Operasi PT. PP Yul Ari Pramuraharjo, dan Direktur Produksi PT. Nindya Karya Firmansyah.