Porosnusantara.co.id || Indonesia yang kerap kali dikaitkan sebagai regional power di wilayah asia tenggara bukanlah hal baru, hal ini sudah dilihat secara teliti oleh para ahli dalam beberapa puluh tahun silam. Terkait pada regional power, istilah tersebut merujuk pada kekuatan Indonesia secara militeristik nya.
Indonesia dilansir melalui laporan media asing yaitu 163.com yang merupakan kepunyaan cina menyebutkan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar dalam aspek pengembangan kekuatan Alusista maupun hal lain menyangkut kekuatan militer, hal ini juga di akui pada tingkat internasional bahwa secara bangga Indonesia menempati peringkat 15 besar dalam Global Fire Power (GFP) tahun 2022, Jerman di No. 16, Australia di No. 17 dan Israel di No. 18.
Peringkat-peringkat tersebut pun bukan tanpa sebab, hal ini juga merupakan kontribusi dari banyaknya industri militer Indonesia yang ber-cap kualitas dan efisiensi tinggi dalam melakukan produksi-produksi untuk memasok Alat utama sistem senajata (alutsista) yang adalah pembentuk kekuatan militer suatu negara, salah satu dari industri militer Indonesia tersebut merupakan PT Pindad.
Belakangan ini, Malaysia yang merupakan negara tetangga memberikan perhatian kepada salah satu produk yang telah diproduksi oleh industri tersebut. Perhatian itu dijelaskan pula oleh media setempat (Malaysia) yang menyebutkan bahwa armada laut dan alusista yang mereka punya sudah dalam keadaan usang dan bahkan tertinggal, untuk peringkat militernya sendiri Malaysia menduduki posisi ke 48 di tahun ini.
Pernyataan ini juga di dukung oleh Petinggi Angkatan Laut Malaysia.
“Komandan TLDM (Tentera Laut Diraja Malaysia) Laksamana Tan Sri Mohd Reza Mohd Sany mengatakan karena kemampuan TLDM yang tidak setara dengan negara lain. Kemampuan RMN dipandang tidak setara dengan angkatan laut dari berbagai negara dan ini menjadikan RMN bukan mitra strategis yang kredibel,” sebutnya.