Porosnusantara.co.id – Jakarta || Sampai saat ini kasus bocornya atap arena sepatu roda JIRTA (Jakarta International Roller Track Arena) yang berlokasi di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara belum jelas kelanjutannya. Arena tersebut masih menyimpan misteri, JIRTA dibangun menggunakan anggaran sebesar Rp 51,48 milyar dari APBN DKI JAKARTA yang diberikan kepada Kontraktor PT Karuniaguna Intisemesta pada Mei 2019 ditujukan untuk membangun arena sepatu roda dan selesai pada Juni 2020, JIRTA yang merupakan track indoor mempunyai panjang 200 meter dan memakai material Durplex 101 SP Roller Professional dari Vasmaco Italia yang telah tersertifikasi World skate bisa dibilang menyaingi arena sepatu roda Geisegen Arena yang berada di Jerman.
Sayangnya fakta material yang berada di lapangan merupakan material yang kualitasnya patut untuk dipertanyakan akibat terdapat kebocoran atap dimana-mana. Hasil penelusuran yang sudah di jalankan oleh media dan LSM menimbulkan adanya kecurigaan bahwa terdapat kecurangan untuk standar dan volume material, hal tersebut ditujukan untuk memotong pengeluaran material pembangunan JIRTA sehingga terdapat kelebihan dana untuk semua pihak yang bertanggung jawab terhadap track sepatu roda itu.
LSM ANTARA yang diketuai oleh Biston Panjaitan, S.H. berkomentar perihal bobroknya material JIRTA yang mempunyai standar internasional dan arena sepatu roda pertama di Indonesia.
“Dimana tanggung jawab Kepala Dispora DKI Jakarta Ahmad Firdaus atas buruknya material standar Internasional ini?. Apakah memang ada indikasi kebocoran dana untuk pembangunan JIRTA?” Tanya Biston Ketua LSM ANTARA.
Resistensi pengelolaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dalam konteks keadaan saat ini memang sangat miris, tak hanya itu kesadaran pejabat publik sangat diragukan untuk melaksanakan kewajibannya hal tersebut dikarenakan keuntungan pribadi dan kelompok merupakan prioritas pertama di mata mereka. Bagaimana menurut Gubernur Anies Baswedan terkait dugaan ini?
(Red)