Bahagia, PKN Bermanfaat

Dr. Gede Pasek Suardika, S.H., M.H

Jakarta – PorosNusantara.co.id

Ketika mencetuskan ide, lalu menyiapkan perjuangan membuat partai politik mayoritas mencibir dan menyatakan tidak mungkin. Bahkan orang-orang dekat pun bernada sama.

Bahkan yang saya dudukan dengan jabatan strategis pun menyatakan ragu ragu untuk bisa lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Namun tak henti-henti Saya bangun optimisme, kekuatan afirmasi semesta kita kembangkan.

Dari proses AD/ART, lambang partai, mars dan lainnya saya putuskan dan tentunya setelah menerima saran, masukan, bantuan berbagai pihak akhirnya PKN sah menjadi Partai Politik di Indonesia.

Namun dengan semangat tekad dan restu semesta, pelan tapi pasti semua rintangan berhasil dilalui dan akhirnya Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) bisa ikut Pemilu 2024.

Ada 18 Parpol yang lolos, mayoritas adalah dimiliki mantan presiden, jenderal, pimpinan Ormas besar hingga konglomerat. PKN justru hadir dengan logika terbalik, dirintis orang biasa, tidak siap dana besar, berasal dari suku dan agama minoritas di Indonesia. Artinya bukan mantan presiden, bukan jenderal dan bukan konglomerat.

Semesta bekerja dalam mewujudkan tekad ini dipertemukan Tuhan dengan orang orang yang baik dan memudahkan semua jalan sekaligus juga dihadirkan orang orang untuk menguji tekad kita dengan prilaku prilaku destruktif bahkan untuk menghancurkan nama baik. Anugerah dan tempaan terus hadir mengikuti.

Saya sebagai Ketua Majelis Agung Pimnas PKN, sangat bahagia saat ini ratusan para kandidat kepala daerah ikut menikmati manfaat untuk di dukung PKN dalam Pilkada kali ini.

Walau diri Saya pribadi belum menikmati jabatan publik apapun. Bahagia melihat dan mendapatkan laporan dari Sekjen dan pengurus lainnya dimana banyak yang hadir berharap didukung PKN.

Merintis membangun dan kemudian bermanfaat adalah kebahagiaan tersendiri. Bahkan dengan adanya Putusan MK 60 di beberapa daerah PKN menjadi kunci kandidat cukup atau tidak untuk mendaftar ke KPU yang dimulai hari ini sampai tanggal 29 Agustus 2024.

Namun ada juga seperti biasa menyatakan dengan sinis, GPS hanya koar koar saja, partainya nyungsep dan lainnya. Lalu menyamakan GPS dengan politisi yang hanya bisa jadi pengurus parpol yang sudah jadi, tentu hal yang jauh berbeda dengan yang dipuja para haters tersebut.

Sebab kiprah GPS sebagai tingkatan pengurus parpol, pernah jadi jubir Parpol pemenang, GPS pernah jadi Waketum dan Sekjen Parpol nasional dan kini GPS bisa membuat parpol dari nol sampai bermanfaat.

Apakah itu kutu loncat? Oh tidak..!! Itu perjuangan peningkatan kualitas sebagai politisi. Semua politisi bisa masuk partai politik, pindah partai politik, tetapi tidak semua politisi bisa merintis dan membangun partai politik. Saya pun berharap dikemudian hari ada politisi dari Bali juga bisa merintis parpol sampai bisa ikut Pemilu.

Tampaknya mereka para haters belum paham betapa sulitnya membuat parpol di Indonesia untuk ukuran orang biasa. Tidak semudah jemari melakukan penghakiman di medsos. Bahkan PKPI dan Partai Berkarya saja gagal melaju ikut Pemilu walau isinya para Jenderal dan keluarga Cendana.

Sebuah Parpol, Dia bukan hadir dengan sulapan tetapi oleh tumbuh kembang manfaat bagi mereka yang membutuhkan. Dan kali ini PKN sangat dirasakan manfaatnya di beberapa daerah.

Usai Pilkada, PKN akan kembali ditata lebih serius dengan persiapan yang lebih panjang. Semoga tumbuh kembangnya main membaik sesuai harapan. Bagi yang ingin berjuang membuat sejarah, PKN salah satu tempatnya karena disini memulai dengan merintis bukan langsung memanen.

#DahGituAja

Hari ini untuk di Pilgub DKI kami telah putuskan mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono dan di Bali kami putuskan mendukung kubu Perubahan Menuju Bali Dwipa Jaya yaitu pasangan Mulia-Pas. (Red-JBL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *