Palembang, porosnusantara.co.id – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Selatan meminta aparat kepolisian agar bersikap lebih humanis terhadap mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasi pada Demo Tolak Kenaikan BBM, Rabu Siang (7/9/2022) di Simpang Charitas Palembang.
Massa aksi yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar aksi penolakan kenaikan BBM terdiri dari berbagai OKP tingkat pelajar dan mahasiswa di Sumatera Selatan.
Organisasi tersebut terdiri dari IMM, HMI, PMII, KAMMI, GMNI, IPM, PII, IPPNU dan organisasi laiinya.
Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa Aksi unjuk rasa atau demo mahasiswa tidak dilarang oleh Undang-Undang dan dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945.
“Di negara demokrasi maka demo adalah hal yang wajar, mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat maka tidak boleh dibungkam dengan tindakan represif oleh aparat kepolisian,” Tegas ihsan jauhari ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumsel.
Pemuda Muhammadiyah juga menyoroti video yang viral di media sosial terlihat oknum aparat menyeret dan mencekik mahasiswa yang berdemo.
“Polisi itu sebagai pengayom rakyat sangat tidak elok melakukan hal tersebut,” pungkasnya.
Pemuda Muhammadiyah juga meminta agar Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang untuk membebaskan mahasiswa yang diamankan, apalagi mereka melakukan aksi dengan tertib dan tidak membawa barang-barang yang dilarang.
“Dari beberapa mahasiswa yang diamankan, Ada kader Angkatan Muda Muhammadiyah yakni Rizky Kurniawan selaku Ketua IMM di UIN Raden Fatah,” pungkasnya.
“Kami meminta Kapolda Sumsel agar dapat lebih bijak dan memberi arahan kepada bawahannya agar lebih humanis, kita tahu bahwa kondisi negara saat ini dengan Kenaikan BBM akan banyak aksi , untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dari berbagai elemen termasuk mahasiswa yg sudah menjdai kewajiban mereka untuk lebih peka terhadap keadaaan masyarakat ” tutupnya.