Poros nusantara, Jakarta – Maraknya peristiwa kekerasan terhadap insan Pers di Indonesia, seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah. Demikian juga dengan persitiwa pembunuhan dua wartawan Indonesia diwilayah Labuhan Batu, Sumatera Utara saat ini tengah menjadi sorotan dunia. Progres dan peristiwa itu ditayangkan dan dipublikasi oleh media asing Al Jazeera dan media-media internasional lainnya.
Al Jazeera melaporkan bahwa pelaku pembunuhan dua wartawan Indonesia telah berhasil ditangkap oleh kepolisian setempat. Pelaku yang menjadi dalang pembunuhan disebutkan telah memerintahkan seseorang untuk membunuh wartawan dan orang tersebut ditengarai sebagai pengusaha sawit.
Disebutkan, dua wartawan, Maraden Sianipar dan Maratua Siregar, dibunuh usai menangani kasus perselisihan tanah antara perusahaan pengusaha dengan penduduk setempat. Dari hasil otopsi ditemukan sejumlah luka tusukan ditubuh korban yang ditusuk diwilayah Labuhan batu pada pekan lalu, seperti yang dilansir melalui keterangan polisi Labuhan Batu pada Sabtu (9/11) lalu.
Sementara itu, pelaku sendiri ditengarai bernama Wibharry Padmoaasmolo yang ditangkap usai diduga mendalangi plot dengan membayar sebesar 3000 USD kepada empat orang pelaku untuk melakukan pembunuhan.
Al Jazeera yang mengacu pada laporan media lokal Jakarta Post menyebutkan bahwa Padmoasmolo diduga merupakan pemilik sebuah perusahaan kelapa sawit atau minyak nabati yang bisa digunakan untuk segala hal, mulai dari sabun hingga cokelat.
Pihak berwenang mengatakan motif pembunuhan bertujuan untuk menghentikan keterlibatan wartawan dalam kasus sengketa antara penduduk dengan perusahaan.
“Para tersangka bertanya kepada para korban mengapa mereka datang keperkebunan sebelum terjadi pertengkaran, yang berakhir dengan pembunuhan,” ungkap Kepala Polisi Sumatera Utara Agus Andrianto.