Porosnusantara.co.id – Presiden Joko Widodo diduga memiliki rekam buruk saat memimpin di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Koordinator Barisan Masyarakat Peduli Pemilu Adil dan Bersih, Marwan Batubara menyebut bahwa calon presiden nomor urut 01 itu terlibat kasus korupsi saat menjabat walikota Solo. Salah satunya, kasus penggelembungan anggaran beasiswa di Solo.
“Jadi anak sekolah di sana itu dapat bantuan semacam beasiswa atau santunan untuk pendidikan dari pemda. Anggarannya awalnya Rp 12,5 sekian miliar, tapi membengkak menjadi Rp 25 sekian miliar. Jadi diduga sudah terjadi korupsi sebesar Rp 12 miliar lebih,” ungkapnya dalam diskusi bertajuk ‘Membongkar Rantai Korupsi dan Kejahatan Keuangan Oligarki Istana Negara’ di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (3/5).
Terkait kasus itu, Marwan mengaku telah melihat langsung bukti-bukti yang mendukung. Semua bukti, kata dia, masih disimpan secara rapi oleh seorang teman yang enggan disebutkan namanya.
“Itu cuma teman yang punya data ini, meskipun sudah melaporkan ke lembaga penegak hukum, justru lembaga penegak hukum ini tidak menindaklanjuti,” imbuhnya.
Selain di Solo, Jokowi juga diduga terlibat kasus korupsi saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, yakni kasus dugaan korupsi pengelolaan Taman BMW, Jakarta Utara.
“Waktu jadi gubernur (Jakarta), ada yang namanya kasus korupsi tanah BMW, dan ini bukti-bukti juga sudah sangat lengkap. Ada di mantan Wagub DKI Mayjen (Purn) Prijanto,” ujarnya.
Sama halnya dengan kasus di Solo, tambah Marwan, laporan yang dilayangkan Prijanto hingga saat ini tidak diproses oleh aparat hukum, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Padahal beliau (Prijanto) itu sudah kampanye ke banyak TV, dibuka secara gamblang kepada publik, disampaikan kepada KPK, resmi juga kita laporkan ke KPK sama-sama tapi justru yang bersangkutan dapat perlindungan,” pungkasnya. (Red)