Jakarta, Poros Nusantara – Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dari Sabang hingga Merauke. Kekayaan alam ini tidak hanya yang berada dari perut Bumi saja, tapi juga aneka ragam hayati yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu jenis tanaman hias air yang punya harga jual mahal adalah Bucephalandra. Pasalnya, harga di pasaran dalam negeri saja berkisar Rp. 50 – 500 ribu per rhizome (rimpang) dan nilai ekspornya mencapai 300 Dollar atau setara 4,5 Juta dengan kurs 15 ribu per dollar. Hal ini dikemukakan Syarief Widjaya, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan saat menggelar konferensi pers di Jakarta (09/11/2018).
Menurut Syarief, Bucephalandra merupakan tumbuhan air endemik dari perairan Pulau Kalimantan sehingga harganya mahal dan ditambah lagi permintaan dari para hobis dari manca negara dan tanah air makin meningkat. “Hal ini tentunya akan banyak menyerap tenaga kerja jika di budidayakan dengan baik, khususnya generasi milenial. Namun, sayangnya sebagian besar masyarakat yang belum mengetahui dan kegunaan tanaman ini,” papar Syarief.
Lebih lanjut, Syarief menjelaskan BRSDM melihat potensi ini sangat besar. Makanya, “BRSDM melakukan riset tanaman air yang diawali dengan pendataan spesies tanaman air endemik yang berpotensi sebagai estetika atau hiasan akuarium dan bisa juga diolah menjadi obat,” kata Syarief.
Tidak hanya itu, Syarief juga mengemukakan alasan study dan inventarisasi terhadap tanaman air endemik di seluruh Indonesia. Pasalnya, khawatir tanaman hias air akan di klaim oleh pihak asing sehingga kita hanya bisa gigit jari. Padahal, tanaman hias air itu berasal dari Indonesia.