Pemuda Masa Kini Mengais Rejeki di Sektor Tani

Jakarta, Poros Nusantara – Sektor Pertanian menjadi denyut nadi bagi kehidupan berbangsa dan negera. Bayangkan jika pertanian kurang diperhatikan, bisa jadi bahaya kelaparan akan mengancam. Guna menghindari itu dan meningkatkan produk pertanian salah satu langkah yang ditempuh adalah menumbuhkan kembali minat pemuda masa kini menggeluti di sektor pertanian.  Pasalnya, sepuluh tahun terakhir, sektor pertanian mengalami penurunan jumlah petani.

Menurut BPS (2015), petani berusia dibawah 35 tahun hanya 12 % dari total petani yang ada.  Regenerasi petani berjalan lambat karena orang muda pedesaan tidak berminat menjadi petani dan mencari pekerjaan di kota. Disisi lain, orang muda perkotaan tidak lagi mengenali asal-usul pangannya, dari mana dan dihasilkan dengan cara seperti apa. Demikian diungkapkan Petrasa Wacana  Disaster Risk Management Campaign & Advocacy Oxfam in Indonesia, di acara Media Talk Partisipasi Orang Muda Perkotaan dalam Membangun Kedaulatan Pangan melalui Petani Muda, di Jakarta. (18/10/2018).

BACA JUGA  Upacara Hari Bakti PUPR ke-77, Menteri Basuki: Jaga Kepercayaan Publik dan Kredibilitas

Lebih lanjut, Petrasa mengatakan kelebihan orang muda perkotaan terhadap sektor pertanian adalah punya akses ke permodalan dan menguasai IT (Information Technology).  Meskipun mereka tidak memiliki lahan tapi bisa berperan dalam memasarkan produk pertanian dengan bantuan teknologi informasi sehingga memangkas mata rantai distribusi produk pertanian. Misalnya, membuat start up produk pertanian yang mengambil langsung dari petani sehingga mendapatkan harga jual yang murah.

BACA JUGA  Wakapolresta Tangerang Rutin Cek Ruang Tahanan

Petrasa Wacana menambahkan, pertanian  merupakan suatu bisnis yang menjanjikan ketika dipadukan dengan inisiatif-inisiatif teknologi, apalagi zaman sekarang, sehari saja tidak pegang hp, seolah-olah dunia selesai. “Perubahan sistem  pangan yang lebih baik dapat dimulai dengan mendorong partisipasi orang muda, baik di perkotaan maupun pedesaan. Orang mudah adalah kunci perubahan di sektor pertanian pangan. Pasalnya, Mereka memiliki energi yang besar, daya juang, kreativitas, pemikiran kritis dan inovatif. Melalui program yang tepat, orang muda dapat mengubah tantangan dan persoalan di sektor ini menjadi peluang,” imbuh Petrasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *