Pilpres 2019 Dihantui Isu-Isu SARA

Kemudian figur Ma’ruf Amin setidaknya menjawab salah satu  yang menjadi titik bagi Jokowi. “Misalnya, serangan terhadap Jokowi yang bukan bagian dari umat Islam atau melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Pada saat bersamaan figur  Ma’ruf Amin menutup kelemahan bagi Jokowi karena di Daerah Banten dan Jawab Barat tidak bisa  ditaklukan, kalau berkaca pada Pilpres 2014 lalu,” katanya.

Namun pada saat bersamaan Kubu Prabowo dan Sandiaga Uno lebih menyerang isu-isu fluktuatif yang justru menjadi respon utama.  Semua itu tidak abadi, karena dia kan isu-isu aktual saja. Kalau itu bisa ditangani, pindah ditangani, bisa jadi kubu Pak Prabowo kehabisan isu. Sebab sangat tergantung pada isu-isu yang terjadi. Misalnya, memanfaatkan  pelemahan rupiah terhadap dollar. Padahal isu-isu itu tidak abadi yang hanya aktual saja.  Plipres kita masih lama, kurang lebih 8 bulan lagi,” jelasnya.

BACA JUGA  Paslon 02 A.Fuat Khadiziq Pimpin Kembali Tiuh Balak 1

Sementara itu, menurut Wakil Ketua Fraksi MPR dari  PPP, Syaefullah Tamliha, menjelaskan tentang dibalik kemenangan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang tidak lepas dari factor SARA. “Kenapa Donald Trump terpilih jadi presiden AS, karena para pendeta dan gereja-gereja turun ke konstituen pemeluk agama Kristen, door to door, dari rumah ke rumah. Ditambah dengan lawan politiknya berjanji, akan melegalkan perkawinan sesama jenis,” jelasnya.

BACA JUGA  Hasil Survey Nasional

Lebih lanjut, Syaefullah menceritakan pada tahun 2014, ketika itu  Ia masih menjadi wakil Sekjen PPP,  rapat dengan Suryadarma Ali sebagai Ketua Umum, berdiskusi mengenai pembukaan pendaftaran calon presiden. Kala itu, Syaefullah menawarkan pencapresan ala Amerika, ala Eropa, Ala Autralia, atau yang lain?  “Lalu, dipilih  belajar ke pencapresan ala Amerika. Kalau di Amerika calon presiden itu dari sejarah, yaitu gubernur dan senator,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *