Jakarta, Poros Nusantara – Terpilihnya KH. Ma’ruf Amin menjadi Wakil Presiden dari Calon Presiden Jokowi Widodo 2019 sebagai upaya untuk menggaet dan menarik simpati umat Islam. Pasalnya, Joko Widodo selaku petahana dalam beberapa waktu terakhir, dianggap tidak membela kepentingan umat Islam dan bahkan sudah mengarah pada perpecahan antar sesama warga masyarakat. Sehingga dengan masuknya figur ulama menjadi cawapres di kubu Jokowi, diharapkan meredam benih-benih konflik internal umat Islam dan mendulang suara.
Hal diatas yang mendorong diskusi 4 Pilar MPR RI dengan tema pemilu dan kebhinakaan yang di selenggarakan wartawan di Pers Room, Komplek Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta. Hadir sebagai pembicara Wakil Ketua Fraksi MPR dari PPP, Syaefullah Tamliha dan Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti (7/09/2018)
Menurut Ray Rangkuti Perdebatan-perdebatan isu soal SARA dalam Pilpres, jauh lebih dominan ketimbangan isu-isu lain. “Misalnya, ketika pemilihan Ma’ruf Amin sebagai Cawapres, sedikit banyak akan mempertimbangkan soal kemungkinan Pak Jokowi merasa akan diserang dari isu SARA ini. Dengan mengambil Ma’ruf Amin berharap politisasi isu SARA tidak banyak akan menyerang dirinya,” ujarnya.
“Tapi, saat bersamaan menaikan Ma’ruf Amin sebagai bagian dari strategi kampanye, misalnya Pak Jokowi bisa menerima ulama, Pak Jokowi bergandengan tangan dengan ulama dan seterusnya. Mungkin, bisa menjadi bagian strategi kampanye yang akan ditonjolkan pada Pilpres 2019 mendatang , meskipun dari awal dimaksudkan dalam rangka meredeam isu SARA terhadap dirinya.
Lebih lanjut, ia menerangkan baik Jokowi maupun Prabowo akan sama mempergunakan atau merebut sombol-simbol agama atau etnis pada tingkatan tertentu. “Sepanjang yang saya tahu, figur Ma’ruf Amin adalah orang pertama yang dicalonkn jadi Cawapres dari Banten. Pada daerah Banten memang Jokowi relatif tidak mendapatkan suara mayoritas pada Pilpres 2014 yang lalu. Sehingga dengan munculnya Ma’ruf Amin, setidaknya dapat mencover daerah titik lemahnya Pak Jokowi yaitu Banten dan Jawa Barat,” terangnya.