”Kalau bukan cinta dan peduli dengan kesenian wayang kulit ini, saya mungkin tidak pernah mau untuk duduk di organisasi sosial ini. Tetapi karena saya sangat mencintai wayang, maka saya terima amanah ini dengan senang hati semoga kami bisa bersumbangsih terhadap kemajuan seni pewayangan yang sudah menjadi milik dunia ini,” jelasnya.
Acara pengukuhan tersebut juga dihadiri Ketua Pepadi Pusat H. Kondang Sutirno beserta jajaran dan Pengurus Pepadi DKI Jakarata.
Terlepas dari seremonial acara pengukuhan pengurus Pepadi. Pastinya dalam pentas wayang kulit yang merupakan tontonan sekaligus bermisi tuntunan (ditiru) perbuatan baiknya, sehingga apapun lakon ceritanya, di setiap akhir satu kisah atau tancep kayon, sang dalang selalu memenangkan secara moral tokoh baik, dan menumbangkan sang buruk. Walau diawal atau pertengahan cerita sang buruk tampak dramatis dan digjaya. Namun, mencapai suatu kemenangan dengan cara baik memang tidak pernah mudah!
Begitu pentas wayang kulit malam tadi, Selasa, (1/5), tetap menyajikan tontonan sekaligus tuntunan ini, ibarat kisah jelujur kehidupan manusia. Kehidupan sehari-hari kita sendiri. Dimana di setiap ruang dan waktu selalu ada tokoh baik dan buruk, kisah suka dan sedih, serta cerita kejayaan dan kejatuhan yang datang silih berganti. Tetapi pada ujungnya, hanya manusia-manusia yang mampu menjaga akal budi dalam hidupnya, serta selalu ingat dan waspada yang bisa selamat dan hidup bahagia. (Slamet Wijaya).