Rektor UMK Titip Pesan Buat 52 Pejabat Struktural yang Dilantik

Kupang, Poros NusantaraRektor Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Dr. Zainur Wula, M.Si menitip pesan buat 52 pejabat struktural yang baru. Para pejabat diminta untuk melaksanakan tugas sesuai tugas pokok dan fungsi yang diberikan. Selain itu, semua komponen yang ada untuk tetap menjaga kestabilan  lembaga termasuk membangun komunikasi bersama secara santun diantara para pengelola lembaga baik vertikal maupun horisontal.

Zainur Wula dalam pidatonya usai melantik para pejabat di Aula Kampus UMK, Senin (23/4/2018), dihadapan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTT serta undangan lain mengatakan, “ proses pergantian posisi adalah hal yang lumrah dalam sebuah organisasi itu penting dan harus dalam rangka penyegaran sehingga orang tidak bosan di satu tempat.

IMG-20180424-WA0003Menurut Rektor Zainur, jabatan struktural itu tugas tambahan bagi seorang dosen. Jadi tidak perlu dipersoalkan karena dosen itu pekerjaan utamanya adalah dosen dan jabatan struktural yang melekat padanya itu tugas tambahan. Apalagi di dalam peraturan  Pemerintah terbaru nomor : 15 tahun 2018 tentang L2Dikti yang akan diterapkan nanti, dimana didalamnya disebutkan bahwa jabatan struktural adalah tugas tambahan. ” Tidak ada tugas dosen itu eselonisasi. Itu tidak berlaku dan memang tidak pernah ada. Jangan berpikir saya dulu kan rektor kenapa saya jadi ketua program studi. Saya mau kasih contoh bahwa Prof. Moses Rupilu Toelihere, M.Sc Rektor Undana dua periode yang tandatangan ijazah saya itu, setelah keluar dari Undana jadi Ketua Program Studi di IPB. Jangan pikir saya ini kan eselon Kepala LP3M atau kepala biro kenapa dikasih ini. Ini penghinaan, tidak ada itu jadi dosen tetap tugas dosen. Tidak ada di lembaga perguruan tinggi pakai eselonisasi, kalau mau jadi eselon maka berhenti jadi dosen dan jadi pegawai “, katanya.

Untuk itu lanjut Zainur, mulai saat ini harus berpikir besar. Sehingga tidak boleh ada yang berpikir soal eselonisasi karena perintah Undang – Undang tidak boleh pakai jabatan eselon bagi seorang dosen. Jabatan struktural di lembaga ini erat kaitannya dengan loyalitas pada perserikatan Muhammadiyah, loyalitas pada pimpinan tinggi Muhammadyah di pusat, sehingga apapun keputusan harus dilaksanakan secara konsisten. ” Jangan aneh – aneh, kalau kita sudah menyatakan sebagai seorang Muhammadiyah maka tunduk, patuh dan taat pada pimpinan pusat Muhammdiyah. Selain itu loyalitas pada institusi tempat kita bernaung, bekerja mencari nafkah. Loyalitas pada pimpinan perguruan tinggi apakah rektor, wakil rektor, dekan harus saling loyal dan taat azas “, tegasnya.

IMG-20180424-WA0002

Menurutnya, pejabat struktural harus bisa bekerjasama dengan orang lain. Pintar sekalipun tidak menjamin buat Muhammadiyah kalau tidak bekerjasama dengan semua level baik vertikal maupun horisontal. Selain itu yang diperhatikan adalah kemampuan intelektual, akademis.

” Tugas kita semua sekarang adalah menjaga stabilitas lembaga ibarat dua sisi mata uang. Mau bertumbuh maka jaga stabilitas, jangan statis. Sama dengan negara kalau mau maju maka jaga stabilitas. Dalam piagam PBB mengatur bahwa semua orang harus bebas dari rasa takut artinya keamanan dan kenyamanan. Bagi yang merongrong institusi ini tidak akan diberi tempat samasekali “, kata Rektor Zainur.

Menurutnya, dalam sistem sosial itu semuanya saling terkait tidak boleh ada kekacauan dimana – mana. Perlu dijaga stabilitas untuk mendapatkan pemulihan kepercayaan. Pada era digital sekarang ini maka yang diperhatikan adalah mengikuti perubahan. Jika lembaga ini tidak berubah maka akan ditinggalkan orang – orang karena perubahan teknologi sekarang begitu cepat.  ” Kita berbangga bahwa peringkat UMK secara nasional hampir 4.900 perguruan tinggi di Indonesia kita menempati urutan ke 432. Untuk di NTT silahkan dicek berapa urutan kita. Ini kerja keras kita semua. Tapi jangan kita berpuas hati. Kita mau maju tetap tenang dan terus bergerak maju. Kita semua juga harus menguasai komputerisasi “,  jelasnya.

Dirinya menilai para pejabat yang dilantik ini adalah orang kepercayaan yang bertugas sebagai kaki, tangan, mulut rektor untuk saling bekerjasama. Untuk itu, dirinya meminta kepada para pejabat untuk jaga kepercayaan yang sudah diberikan, saling bekerjasama antara satu yang lain. Tidak bisa hanya sendiri bekerja karena lembaga ini cukup besar. Saling koordinasi, bekerjasama tidak over lap. Jaga kebersamaan, kekeluargaan,  keharmonisan di lingkungan kerja. Jangan saling melecehkan, menistakan, melemahkan satu diantara yang lain karena semua memiliki harkat dan martabat yang sama. ” Kalau ada perbedaan pendapat mari kita komunikasikan. Mari kita saling menjaga. Kita junjung tinggi kebersamaan dan jangan mencari kesalahan orang lain. Kita jaga citra UMK yang kita bangun bersama ini karena sudah dipercaya masyarakat. Kepada para pejabat yang dilantik selamat bekerja untuk membesarkan UMK yang kita cintai ini “, pintanya.

 

( Laporan : Erni Amperawati )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *