Lebih lanjut Gubernur Frans mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut telah diikuti dengan pertumbuhan sentra komoditas strategis nasional. ” NTT masuk dalam sentra jagung nasional urutan kedelapan, padi urutan kelima belas, ternak sapi urutan kelima, produksi perikanan urutan kesepuluh dan produksi rumput laut urutan kedua “, jelas Gubernur Lebu Raya.
Gubernur juga menjelaskan bahwa sejak kegiatan Hari Pers Nasional Tahun 2011 dan Sail Komodo Tahun 2013, perkembangan pariwisata NTT mengalami lompatan kemajuan. Kedua hajatan tersebut telah meningkatkan promosi tentang NTT.
NTT telah menjadi New Tourism Territory. Labuan Bajo dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai salah satu dari sepuluh Bali baru. Kunjungan wisatawan pada Tahun 2017 menembus angka lebih dari satu juta orang. Tahun 2018 ditargetkan 1,5 juta orang wisatawan ke NTT. Berbagai event, baik nasional maupun lokal, terus digalakan untuk menarik minat wisatawan.
Pada akhir sambutannya Gubernur Lebu Raya juga mengingatkan berbagai tantangan yang masih dihadapi Provinsi NTT ke depan. Diantaranya, prosesentasi penduduk miskin, kualitas sumberdaya manusia, infrastruktur, fasilitas pelayananan dasar, akses ke dalam dan ke luar wilayah. ” Kita harus tetap membangun optimisme untuk bersama – sama mengatasi berbagai tantangan ini, kita juga mesti terus membangun kerja sama dengan berbagai lembaga dan investor “, pungkas Lebu Raya.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Utama Bappenas,Ir. Gelwin Daniel Hamzah Jusuf, M.Sc mengungkapkan lima prioritas nasional pada tahun 2019 yakni Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan pelayanan dasar; Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas kemaritiman; Peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja; Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air; Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu.