Pelalawan Riau, Poros Nusantara – Limbah pabrik kertas terbesar di Asia yang sebabkan ribuan ikan mati berawal dari kecelakaan kerja yang melukai tiga karyawan RAPP.
Insiden meledaknya sistem pembangkit listrik RPE yang melukai tiga pekerja tersebut sekaligus menyebabkan suplai listrik dari pembangkit listrik Riau Prima Energi ( RPE ), ke sejumlah wilayah di Kabupaten Pelalawan terputus pekan lalu, Rabu (14/3/2018).
Kelalaian perusahaan ternyata tidak sampai disitu saja, tidak hanya karyawan, warga sekitar pun menerima imbasnya, mulai dari krisis energi akibat suplai listrik yang terputus, selang beberapa lama warga Desa Sering, Kabupaten Pelalawan, dihebohkan dengan Senin 19 Maret 2018 – 11:07 sungai Kampar.
Banyak pihak menduga, mengapungnya ribuan ikan di kanal pembuangan limbah RAPP ada kaitanya dengan kecelakaan kerja, tak butuh waktu lama pihak managemen perusahaan pun mengeluarkan statement. Hal tersebut disampaikan oleh corporate communications manager RAPP, Djarot Handoko, melalui pesan singkat. ” Sejak terjadinya gangguan pembangkit listrik, yang menyebabkan terputusnya suplai listrik maka operasional pabrik pun terhenti, terhentinya aktifitas di pabrik, tentu saja menghentikan proses di instalasi air limbah ( IPAL ), sehingga air yang biasanya mengalir ke kanal outlet juga terhenti, hal ini berakibat pada penurunan debit air di kanal outlet tersebut”, terang Djarot.
Djarot membenarkan ada keterkaitan antara ribuan ikan yang mati di kanal limbah Sungai Kampar dengan sistem pengolahan limbah RAPP. ” Penurunan debit atau volume air tersebut mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen pada kanal outlet yang berpengaruh terhadap biota ikan di kanal tersebut”, ujarnya.