SAWAHLUNTO,POROS NUSANTARA – Hingga Desember 2017, Kota Sawahlunto dinilai masih aman dan bebas dari adanya wabah difteri, permasalahan wabah virus difteri sendiri sebelumnya telah ditetapkan status menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Sawahlunto, Yasril menjelaskan “bahwa hingga saat ini belum ada laporan terkait temuan positif difteri di Kota Sawahlunto, pihaknya juga menambahkan bahwa guna mengantisipasi wabah difteri di Kota Sawahlunto, terus melakukan sosialisasi maupun penyuluhan. Dinas Kesehatan bersama dengan Posyandu maupun Puskesmas melakukan penyuluhan edukasi terkait penyakit difteri baik penyebab, gejala difteri, hingga bahaya difteri”. Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat meminimalisir potensi difteri di Kota Sawahlunto.
Lebih jauh lagi Yasril menjelaskan “bahwa sosialisasi dititik beratkan kepada orang tua dengan harapan agar difteri tidak terjangkit pada anak-anak / individu dengan daya tahan rendah.
Ia menerangkan bahwa penyakit difteri sendiri dapat menular secara langsung dan pada umumnya menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. “Wabah difteri biasa menular lewat bersin, ludah, maupun batuk. Sehingga sangat penting untuk setiap individu melakukan imunisasi difteri, pertusis dan tetanus (DPT)”, ucapnya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri sebelumnya juga telah mengambil langkah untuk menangani permasalahan difteri di sejumlah daerah, salah satunya dengan diadakan imunisasi ORI (outbreak response immunization) di tiga provinsi yaitu : Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta mengingat tingginya jumlah kasus maupun kepadatan penduduknya. Sementara ORI tahap kedua rencananya akan dilaksanakan pada 11 Januari 2018 dan tahap ketiga pada 11 Juli 2018 dengan sasaran umur diperluas dari usia 1 sampai 19 tahun.