GUBERNUR FRANS PIMPIN UPACARA HARI PAHLAWAN TERAKHIR

KUPANG, POROS NUSANTARA  –  Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, memimpin upacara bendera terakhir Hari Pahlawan pada masa jabatannya. Saat memimpin upacara bendera terakhir ini, gubernur membacakan sambutan tertulis Mensos RI, Khofifah Indar Parawansa.Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya saat membacakan sambutan Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa, Jumat (10/11/2017) mengatakan, perjuangan para pahlawan secara kolektif telah melahirkan sebuah bangsa yang merdeka dan kedudukannya sederajat dengan bangsa lain di dunia. Inilah semangat juang yang tetap berdiri di atas cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 1945.

Untuk mengenang kembali semangat juang para pahlawan, kata Gubernur Frans Lebu Raya, setiap 10 November, seluruh warga bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan dengan segenap pimikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif, telah melahirkan sebuah negara yang merdeka dan juga sebuah negara yang sederajat dengan bangsa lain di seluruh dunia.

Para pendiri bangsa menyampaikan pesan untuk rakyat Indonesia. Pesan itu, kata Mensos Khofifah, yaitu setelah kemerdekaan diraih dan pada tahapan bernegara selanjutnya, harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara yang berdaulat, adil dan makmur. Atas dasar pesan fundamental itulah maka peringatan hari Pahlawan tahun ini, mengusung tema “Perkokoh Persatuan Membangun Negeri.” Gambaran dari tema tersebut, apabila seluruh rakyat Indonesia mampu bersatu sebagai bangsa, tentu dapat maju bersama dan mendistribusikan berkas kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

BACA JUGA  Sawahlunto Raih Predikat Opini WTP Kelima

Menurut Mensos Khofifah, hari Pahlawan yang diperingati tahun ini, didasarkan atas peristiwa terhebat dalam riwayat dekolonisasi dunia, yakni peristiwa pertempuran 10 November 1945, di Surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia Internasional, betapa bersatunya rakyat Indonesia dari berbagai ras, suku, agama dan berbagai bentuk partikularisme golongan, berlebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Bung Karno (Presiden RI Pertama), sebagaimana sambutan Mensos yang dibacakan Gubernur Frans Lebu Raya, mengatakan bangsa yang besar, bangsa yang menghormati pahlawannya. Kalimat singkat dari Bung Karno, menurut Khofifah, memiliki makna sangat mendalam bagi seluruh rakyat. Tanpa perjuangan dan pengorbanan para pahlawan maka tidak akan ada gagasan besar untuk mendirikan sebuah negara yang bernama Republik Indonesia. Lanjut Mensos, dalam perjalanan kemerdekaan terkandung abdinya perjuangan para pendahulu dan pendiri bangsa yang membentuk persatuan bangsa Indonesia. Abdi itu, adanya harapan dan pengorbanan. Harapan dan pengorbanan inilah yang membentuk persatuan dan melahirkan Indonesia. Dalam menjaga eksistensinya maka Indonesia harus berdiri tegak dan berperan memelihara persaudaraan umat manusia di dunia.

BACA JUGA  Wakil sekretaris DPD partai golkar provinsi jawa barat Amin Fauzi: meminta Marjuki segera Dilantik jadi Wabup.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, usai upacara memperingati hari Pahlawan ke 72 tahun 2017, melalui keterangan pers kepada wartawan, mengucapkan selamat hari Pahlawan ke-72. Kepada masyarakat NTT, kata Lebu Raya, semangat kepahlawanan itu adalah semangat untuk berkorban, semangat berjuang, tinggalkan ego masing-masing dan jadilah orang yang berjuang untuk kepentingan kemasyarakatan, daerah serta kepentingan bangsa. “Jadilah orang yang mau berkorban dan berjuang bersama-sama, bagi kepentingan masyarakat dan bangsa. Lepaskan ego masing-masing, demi kemajuan daerah dan bangsa Indonesia. Sebab, namanya pahlawan, bukan menadahkan tangan tapi harus berkorban mewujudkan cita-cita seluruh rakyat,” pintanya.

Khusus bagi generasi muda yang disebut dengan generasi millennial, dipesankan agar dengan kemajuan teknologi informasi yang luar biasa, harus tetap mampu menyadari diri sebagai putra Indonesia. Kaum millennial juga harus memiliki semangat dan karakter kebangsaan, tentu dapat dibedakan dengan negara lain. “Kaum millenial harus menyadari dirinya, tidak melupakan negaranya dan tidak sekedar merasa diri sebagai warga global saja tetapi juga sebagai warga Indonesia. Manfaatkan kemajuan informasi dan teknologi untuk kemajuan daerah dan bangsa. Tidak untuk menyebarkan berita bohong (hoax). Gunakan media sosial untuk memperkuat soliditas kebangsaan kita,” katanya.

BACA JUGA  PRESIDEN PRABOWO MEMINTA PARA HAKIM BERTINDAK TEGAS PADA PARA KORUPTO. Poros Nusantara.co.id Bapak Presiden Prabowo Subianto, mengisyaratkan akan memberikan pengampunan kepada para koruptor yang sudah bertobat,bertobat dengan cara mengakui dosa dan mengembalikan hasil korupsi pada Negara. Bapak Presiden Subiato bahkan memohon kepada hakim untuk tidak memberikan hukuman yang terlalu ringan kepada para koruptor. Jangan sampai mereka yang mencuri ratusan triliun hanya mendapat hukuman ringan," ucap Prabowo dalam rapat kerja pemerintah. Langkah tegas ini muncul di tengah sorotan internasional, termasuk dari media asing CNA, yang mengulas kasus Harvey Moeis dengan kerugian negara mencapai Rp300 triliun. Sikap ini mendapat sorotan media asing berbasis di Singapura, Channel News Asia (CNA). CNA menulis Prabowo dari Indonesia semakin tegas menentang mantan narapidana korupsi arah terkait grasi bagi mereka yang akan membuat masa hukuman berkurang setiap tahunnya. Pada tanggal 18 Desember, Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa ia mungkin akan memberikan grasi kepada mereka yang terbukti korupsi jika mereka mengembalikan apa yang mereka curi. Namun, ide tersebut kemudian ditolak oleh para ahli hukum serta beberapa politisi." Tulis CNA. Dalam rapat kerja pemerintah pada Senin (30/12/2024), Prabowo mendesak para hakim bersikap lebih tegas terhadap para terpidana korupsi. Menurutnya, para terpidana korupsi layak dipenjara puluhan tahun. Apalagi kejahatan yang dilakukannya telah menimbulkan kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah. P-Redaksi

Dalam upacara hari Pahlawan itu, diserahkan juga bantuan sosial dari Gubernur NTT kepada enam orang Perintis, Janda dan Keluarga Perintis kemerdekaan. Keenam orang penerima bantuan sosial itu adalah Jeremias Taon Pello, Domingos Soares, Jose Sarmento, Agustina de Jesus Pareira, Ejaquel Pinto Brum Uiana dan Terezinha N. Fernandes. Turut hadir mengikuti upacara, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) NTT, Wakil Ketua DPRD NTT, Gabriel Beri Bina, Pimpinan Perangkat Daerah, para Perintis Kemerdekaan, TNI/Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), Organisasi Pemuda dan Pelajar.

(*/Siaran Pers Biro Humas NTT/Erni Amperawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *