Lapas Cipinang Gelar Perayaan Waisak, Momentum Refleksi dan Pembelajaran bagi Warga Binaan

Jakarta, Latucip_Media – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang gelar Perayaan Hari Raya Waisak di Vihara Ariyasacca pada Selasa (20/5), yang dipimpin oleh Bhikkhu Sri Subalaratano Mahāthera. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat pembinaan spiritual bagi Warga Binaan, melalui internalisasi nilai-nilai ajaran Buddha yang sarat makna tentang kesadaran, kedamaian, dan perubahan diri.

 

Kepala Lapas (Kalapas) Cipinang, Wachid Wibowo, menegaskan bahwa perayaan Waisak bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan sarana pembinaan karakter Warga Binaan secara menyeluruh.

BACA JUGA  140 Penumpang Discan Peduli Lindungi Sebelum ke Pulau Seribu

 

“Saya berharap peringatan Waisak ini menjadi momen refleksi dan pembelajaran bagi kita semua, khususnya bagi Warga Binaan, untuk terus memperbaiki diri. Pemasyarakatan bukan hanya soal menjalani masa pidana, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang lebih baik agar siap kembali ke masyarakat,” ungkapnya.

 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Penyuluhan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Kementerian Agama RI, Andi Dela Yulianto, yang menyampaikan apresiasi atas komitmen Lapas Cipinang dalam memberikan ruang ibadah dan pembinaan spiritual yang inklusif.

BACA JUGA  Lanal Tarempa Laksanakan Penanaman Mangrove Serentak Dalam Peringatan Hari Mangrove Sedunia

 

“Perayaan Waisak di Lapas Cipinang ini merupakan contoh nyata bagaimana negara hadir dalam memberikan pelayanan keagamaan yang setara bagi seluruh Warga Binaan, tanpa terkecuali. Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan bahwa setiap individu, di mana pun berada, memiliki hak untuk memperbaiki diri dan menjalani proses pembinaan spiritual secara utuh,” ujarnya.

BACA JUGA  Presiden RI Geram Dengan Produk Impor DALAM Pengadaan Barang Dan jasa 

 

Kegiatan juga dihadiri oleh jajaran pejabat struktural Lapas Cipinang serta Pengurus Pusat Wanita Theravada Indonesia. Salah satu momen utama adalah Penyalaan Lilin Lima Warna, yang melambangkan cahaya kebijaksanaan, kesadaran, dan harapan bagi seluruh umat Buddha, termasuk Warga Binaan yang mengikuti prosesi dengan penuh ketenangan dan khidmat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *