Sawahlunto – PorosNusantara || Petikan suara guitar akustik awali pembacaan puisi oleh kelompok ibu-ibu paruh baya berkostum dominan berwarna merah dan hitam dengan perpaduan motif-motif khas minangkabau yang melekat pada balutan songket Silungkang yang dikenakan berkilauan ketika tepat mengenai pantulan lintasan lampu lampu panggung yang berjejeran. Lantunan syair Sawahlunto sebagai Kota Warisan Dunia semangat diteriakan, tiga nilai penting luar biasa dampak dari penemuan dan eksplorasi batu bara menjadi sebuah ide garap pelahiran karya seni yang berformat musikalisasi puisi.
Srikandi sebuah komunitas Budaya di Kota Sawahlunto secara kesadaran bersama merespon warisan budaya tambang yang telah ditetap UNESCO pada tanggal 6 Juli 2019 dengan julukan Ombilin Coal Meaning Heritage of Sawahlunto (OCMHS) atau akrab juga disebut WTBOS (Warisan Budaya Tambang Batu Bara Ombilin) melalui karya-karya seni dibawah pimpinan ibu Rismiati fokus bergerak pada seni musik dan bina vokalia yang telah berdiri sejak tanggal 1 Januari 2017.
Galanggang Arang sebuah Platform Penguatan Ekosistem WTBOS yang digagas oleh Kemendikbud sebagai pemicu akselerasi pemanfaatan Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan pada 7 Kab/Kota yang menjadi jalur distribusi Batu Bara sebagai Jalur Budaya. Kegiatan ini telah dimulai sejak tahun 2023 dan kembali lagi dilaksanakan khusus untuk Kota Sawahlunto pada tanggal 2 s.d 6 Juli 2024 di beberapa Kawasan Cagar Budaya seperti di bekas PLTU Salak, Kawasan Silo dan Museum Goedang Ransum.
Kelompok Srikandi mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karya terbaru mereka pada hari Kamis tanggal 4 Juli 2024 di Kawasan Silo yang dahulunya adalah sebuah komplek untuk pencucian dan penyimpanan serta pendistribusian hasil pertambangan mutiara hitam dari perut bumi Sawahlunto, Tampil satu panggung bersama Musisi-musisi dunia dari Jepang dan Peru serta Musisi Nasional.