Polemik Kesenjangan Memaknai Pancasila Sebagai Ideologi Antar Generasi Di Era Reformasi Dan Demokrasi

“Mengapa kita fokus pada Pancasila sebagai teknologi karena kita tidak bisa pungkiri bahwa kita hidup di era informasi terbuka” ujar Audra Jovani.

Teknologi berkembang pesat sekali. Sebab, ada istilah yang mengatakan barang siapa yang bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan teknologi maka ia yang mampu bertahan. Dengan Pancasila, kita sadar dan sepakat bahwa sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, itu keniscayaan dari nilai -nilai Pancasila.

BACA JUGA  Dari Bali, Bamsoet buka Kejuaran Catur Piala Ketua MPR Tahun 2022

Ideologi Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal dianggap paling tepat sebagai dasar dan falsafah hidup bangsa Indonesia.

Berangkat dari paradigma lokal, Pancasila sebagai sumber ilmu pengetahuan membuka keterlibatan kajian dari berbagai macam disiplin ilmu. Artinya ilmu Pancasila bukan dari satu disiplin ilmu saja melainkan berasal dari ilmu eksakta melainkan juga dari ilmu sosial humaniora karena semuanya itu ada keterkaitan baik itu teknologi, perilaku dan bertingkah laku.

BACA JUGA  TAHUN DEPAN PEMALANG DIPREDIKSI DALAM GENGGAMAN

Bila Indonesia tidak mengikuti perkembangan teknologi maka kita tertinggal. Namun, kita harus memperhatikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti kebersamaan, gotong royong, humanis dan saling menghargai. Sebab, Indonesia dikenal dengan keramah-tamahannya dan itu adalah kebiasaan dan adat istiadat yang ada dalam masyarakat.

BACA JUGA  Bupati Wajo serahkan Satya Lencana Karya Satya kepada 188 ASN di Lingkup Pemda Wajo pada HUT-RI Ke-74 Tahun 2019

Kedepannya, kami melakukan riset kolaboratif dengan agenda riset-riset bersama terkait dengan Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup bernegara yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perilaku sosial khususnya generasi penerus bangsa yakni Generasi Milenial dan Gen Z. Sehingga Pancasila terus membumi di seantero negeri dan di dalam jiwa, hati dan raga setiap manusia Indonesia, tutup Audra Jovani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *