Kementerian PUPR : Desain Inovatif Rumah Maisonet sebagai Jawaban dari Tantangan Kebutuhan Hunian di Kawasan Perkotaan

Jakarta – Porosnusantara.co.id || Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan bedah buku dengan judul “Rumah Maisonet : Hunian pada Lahan Kecil” pada Kamis (31/3/2022) secara virtual melalui zoom meeting dan streaming youtube oleh Perpustakaan Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan kegiatan bedah buku ini diselenggarakan untuk mensosialisasikan tipologi rumah maisonet sebagai salah satu alternatif pembangunan rumah di lahan terbatas pada kota-kota besar di Indonesia, sekaligus mendorong pengembangan budaya literasi kepada masyarakat.

BACA JUGA  SMP Negeri 2 Genteng - Banyuwangi Raih Penghargaan Adiwiyata Mandiri

“Buku ini sangat bermanfaat khususnya untuk penyelenggara pembangunan infrastruktur, dan sebagai informasi terkait penyediaan hunian pada lahan terbatas bagi seluruh stakeholders pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan, antara lain bagi para perencana, praktisi, akademisi, dan masyarakat” kata Diana.

BACA JUGA  Target Penanaman Jagung 1000 Hektar Bisa Tercapai Tergantung Antusias Petani

Data backlog dari BPS Tahun 2016 sejumlah 11.459.875 dan terus meningkat dari tahun ke tahun sementara ketersediaan lahan untuk hunian semakin sedikit. Salah satu upaya pemerintah dalam mendukung penyediaan perumahan yaitu dengan program subsidi pengelolaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Telah banyak hunian vertikal berbentuk rumah susun (flat) dibangun dengan dukungan program ini, dan penyediaan dengan bentuk rumah maisonet akan menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat.

BACA JUGA  Sekda Way Kanan Hadiri Wisuda Angkatan 1 STIT AL Hikmah

 

“Model tipologi hunian maisonet muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan sehingga berakibat pada ketersediaan dan harga hunian yang relatif tinggi. Model tipologi ini dapat meningkatkan kepadatan bangunan dan penghuni sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien,” jelas Diana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *