Jakarta – PorosNusantara.co.id|| Indonesia terus berkomitmen untuk terus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di berbagai sektor, salah satunya mengatasi krisis air dan perubahan iklim. Terkait hal tersebut, Indonesia menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan bencana air akibat badai siklon tropis dan hujan konvektif yang sebelumnya jarang terjadi.
Presiden Joko Widodo mengatakan air masih menjadi barang mewah bagi sebagian orang, krisis air juga masih menjadi tantangan global. “Pencapaian SDGs perlu dipercepat untuk mengatasi krisis air, perubahan iklim dan memastikan pembangunan hijau,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya yang ditayangkan secara virtual pada Asia-Pacific Water Summit 2022 di Jepang, Sabtu (23-4-2-22).
Presiden Jokowi menambahkan diperlukan langkah nyata untuk mengatasi permasalahan ini. “Bulan lalu Indonesia berhasil mendorong disahkannya resolusi pengelolaan danau berkelanjutan di Majelis Lingkungan Hidup PBB. Resolusi tersebut mengintegrasikan pengelolaan kebijakan danau ke dalam rencana pembangunan nasional, regional maupun global,” ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengapresiasi Deklarasi Kumamoto yang diinisiasi oleh Perdana Menteri Kishida untuk percepatan langkah aksi bersama di sektor air. “Saya berharap deklarasi ini memberikan dampak signifikan dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau, resilient dan berkelanjutan. Kami juga menyambut Saudara sekalian dalam KTT G20 pada Oktober 2022 dan World Water Forum 2024 di Bali,” ucap Presiden Jokowi.
Menjawab tantangan permasalahan air dan perubahan iklim, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan sejumlah inovasi pada mitigasi bencana alam dan sistem peringatan banjir dini (flood early warning system).