Wapres Pimpin Rapat KPRBN Bahas Percepatan Birokrasi

Porosnusantara.co.id – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memimpin rapat Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN) untuk membahas percepatan reformasi birokrasi serta program prioritas pemerintah Kabinet Indonesia Maju. Rapat ini dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Dalam pembukaannya, Wapres RI Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa kunci sukses berjalannya reformasi birokrasi, mengacu pada pelayanan publik yang cepat, mudah, dan murah, serta dapat diakses dalam segala kondisi. Kemudian melakukan penataan bidang koordinasi yang berbasis digital. Menurut Wapres yang juga Ketua KPRBN ini, reformasi birokrasi merupakan salah satu sektor prioritas pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA  Bangun Embung Mentawir, Kementerian PUPR Dukung Pengembangan Pusat Persemaian Modern untuk IKN Nusantara

“Yang masih harus dilakukan pemerintah adalah penataan regulasi, reformasi struktural, transformasi budaya, dan tata kelola berbasis digital,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri PANRB Tjahjo Kumolo usai rapat menyampaikan bahwa dalam kegiatan tersebut ia melaporkan persiapan langkah-langkah yang akan dijalankan kementerian yang dipimpinnya, dalam menyikapi arahan dan visi misi Presiden, serta skala prioritas pemerintah. Berkenaan dengan agenda reformasi birokrasi, disampaikan bahwa secara prinsip pengelolaan pemerintah pusat dan daerah harus bersih, berwibawa, dan efektif sehingga terbangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya.

BACA JUGA  Jelang Harkopnas ke - 72, Insan Koperasi Ziarah ke Makam Perintis Koperasi RA Wiraatmadja

Selain itu, menurutnya, perlu dibangunnya birokrasi yang memiliki kecepatan melayani dan memberikan izin investasi. Kemudian Tjahjo pun mendorong agar Aparatur Sipil Negara (ASN) menghapus pola pikir yang linier, monoton, dan terjebak pada zona nyaman atau hal-hal yang bersifat rutinitas. Oleh sebab itu, para aparatur negara tidak boleh terjebak pada hal rutin, melainkan harus membangun inovasi, kompetensi, serta hal yang sifatnya menjadi lebih efektif, efisien dan cepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *