Asia in 2020: Mengelola Ketidakmenentuan GlobalIndonesian Bureau of Economic Research (IBER) dan the Asian Bureau of Economic Research (ABER)

Jakarta, Poros Nusantara – Di tahun 2020, Asia akan menghadapi lingkungan eksternal yang paling menantang sejak akhir Perang Dunia 2. Pilar-Pilar dari kesejahteraan di Asia dan kemampuannya dalam menaikkan standar kehidupan serta mengurangi kemiskinan begitu juga soal perdagangan, integrasi finansial dan kooperasi global sedang diserang.

Ekonomi – ekonomi Asia tidak bisa bergantung pada negara – negara lainnya untuk menyelesaikan tantangan ini. Solusi-solusi yang ditawarkan pemegang kekuasaan terbesar di dunia tidak berpihak pada Asia. Ekonomi – ekonomi di Asia harus menunjukkan kepemimpinan. Mereka harus melakukan peningkatan, bekerja sama dan berhubungan dengan yang lainnya untuk mampu menghadapi tantangan-tantangan. Akan menjadi suatu preseden yang negatif jika konflik perdagangan diselesaikan lewat perjanjian Amerika Serikat (AS)-Cina yang mana tidak mengikutsertakan pihak lainnya.

BACA JUGA  Serbu Vsksin Polsek Balaraja Serbu Vaksinasi Presisi Yang Diadakan Di aula Kantor Desa Tobat Kampung Peteuy Rt.03/01 Desa Tobat  Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang

Perang dagang AS-Cina telah melemahkan pertumbuhan global. IMF mengestimasi perang dagang mampu menyebabkan penurunan pertumbuhan PDB hingga 1 persen di tahun 2019, yang pada nyatanya tidak sebanding dengan kerugian yang telah disebabkan. Ketidakpastian yang dipicu perang dagang ini telah menyebabkan penurunan dalam pertumbuhan perdagangan, di mana pertumbuhan turun lebih dari setengahnya dari 4.6 ke 2.6 persen, sementara investasi langsung asing global mengalami penurunan sebanyak 27 persen. Dibutuhkan bertahun-tahun sebelum kerugian bisa sepenuhnya diketahui.

BACA JUGA  GERAH DENGAN HINAAN ,KEPALA DESA PENUSUPAN LAPORKAN AKUN FB AHMAD FATHURI

Disrupsi dalam perdagangan ini juga akhirnya mengganggu alur finansial dan kapital, serta menyebabkan ketidakpastian dalam kelangsungan kebijakan makro.

Risiko finansial di Asia sangat lah tinggi. Sebagian besar integrasi finansial di Asia mengalami percepatan karena adanya perdagangan. Jatuhnya perdagangan mengancam terjadinya hambatan dalam integrasi, menurunkan pertumbuhan dan jugamemperburuk standar hidup ke level yang belum bisa diketahui. Ketidakpastian dalam pertumbuhan dan investasi juga menyulitkan respons dalam aspek makro. Rantai suplai dan jaringan produksi di Asia mulai merasakan dampaknya. Menurut studi yang dilakukan pada perusahaan multinasional oleh Baker dan Mckenzie menemukan bahwa setengah dari 600 firma yang disurvei mengalami perubahan drastis terhadap sistem rantai pasok mereka. 12 persen memutuskan untuk melakukan perombakan total terhadap sistem.
Kondisi yang tidak menentu ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *