Trastuzumab emtasine : terobosan pengobatan kanker payudara HER2 positif hadir di Indonesia

  • Bagikan

 

Porosnusantara Jakarta – Trastuzumab emtansine adalah terobosan pengobataan
kanker payudara HER2, yang telah positif hadir di Indonesia, dimana BPOM menyetujui penggunaan trastuzumab emtansine, pengobatan kanker payudara HER2 positif dengan kombinasi 2 agen antikanker, dalam 1 obat untuk pasien kanker payudara HER2 positif stadium lanjut.
Kanker payudara adalah penyebab kematian perempuan pengidap kanker paling tinggi di Indonesia, yang membebani masyarakat secara ekonomi, psikologis
maupun psikososial inovasi. Dalam pengobatan kanker selayaknya seiring dengan peningkatan akses masyarakat terhadap inovasi tersebut, sehingga diperlukan model pembiayaan yang ideal agar pasien di Indonesia dapat mengakses pengobatan inovatif secara optimal.

Produsen dari Roche menggelar seminar interaktif dan tanya jawab terkait dengan trastuzumab emtansine, pengobatan
inovatif terbaru untuk kanker payudara.
Bagi pasien kanker payudara tipe HER2-positif stadium lanjut atau metastatik yang telah menjalani pengobatan sebelumnya dengan trastuzumab dan kemoterapi
menggunakan taxane.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum didiagnosis pada perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Selain itu kanker payudara juga merupakan ‘momok’ yang menakutkan bagi masyarakat dengan jumlah kejadian dan kematian akibat kanker pada perempuan paling tinggi di Indonesia. Pada tahun 2018, ada  58.256 orang perempuan indonesia didiagnosa kanker payudara. Di tahun yang sama, 22.692 orang  perempuan di
Indonesia meninggal karena kanker payudara.
Diagnosa kanker payudara juga menjadi beban yang berat bagi masyarakat Indonesia baik secara ekonomi, psikologis atau psikososial, yang menyebabkan terganggunya dinamika keluarga, pengasuhan anak, dan sumber pendapatan ekonomi keluarga. Kanker payudara jenis HER2-positif adalah jenis kanker yang agresif, dan banyak menyerang perempuan di usia produktif antara 25-55 tahun.

Menurut Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM mengatakan ” Bagi pasien kanker payudara HER2-positif stadium lanjut, tujuan pengobatannya adalah untuk mengendalikan penyakitnya, sehingga pasien dapat memiliki harapan dan kualitas hidup yang lebih baik. Trastuzumab emtansine adalah antibody-drug conjugate yang bekerja sebagai obat tunggal yang mensinergikan kemoterapi dan terapi target di dalam satu obat, jelasnya.
” Obat ini dirancang untuk menargetkan protein HER2 secara spesifik dan juga menghancurkan sel kanker dari dalam sel kanker itu sendiri. Hal ini akan mengurangi kerusakan pada jaringan sel normal lainnya, sehingga mengurangi efek samping akibat komponen kemoterapinya” ujar Dr. Andhika menambahkan.

” Trastuzumab emtansine memberikan rata-rata survival hingga 30,9 bulan dan menunda pemburukan penyakit hingga 9,6 bulan serta kejadian efek sampingnya lebih sedikit dibandingkan pengobatan standar lapatinib dan capecitabine” paparnya.
Inovasi dalam pengobatan kanker sangat penting untuk beriringan dengan peningkatan akses masyarakat terhadap inovasi tersebut. Kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014 menjadi harapan satu-satunya bagi seluruh masyarakat untuk bisa mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, termasuk pengobatan inovatif untuk kanker. Namun, masih terdapat tantangan di dalam pelaksanaannya, sehingga diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menentukan solusi yang tepat, termasuk model pembiayaan yang ideal agar pasien kanker di Indonesia dapat mengakses pengobatan kanker payudara HER2-positif secara optimal.

Hal lain di katakan ,Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM “Apabila pasien mendapatkan akses pengobatan inovatif seperti trastuzumab emtansine, melalui Jaminan Kesehatan Nasional, ia dapat memiliki kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya” ungkapnya.
” Trastuzumab emtansine telah masuk dalam skema pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional di 41 negara sejak 6 tahun yang lalu, dimana hal ini memberikan kesempatan yang berharga selain untuk meningkatkan hasil pengobatan pasien, juga
mengurangi beban ekonomi, psikologis dan psikososial yang perlu ditanggung oleh masyarakat. Di Indonesia, kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk dapat menemukan cara agar pasien kanker di Indonesia dapat mengakses pengobatan kanker payudara HER2-positif secara optimal, termasuk bagaimana model
pembiayaannya yang ideal” imbuhnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *