Pandangan Perkumpulan Profesional Lingkungan (Prof.Ling) Atas Kualitas Lingkungan, Serta Desain Lembaga dan Sosok Menteri

Jakarta, Poros Nusantara – Kondisi Lingkungan Hidup Nasional, Ekoregion, dan Daerah. Menurut Ketua Profesional Lingkungan Dr. Tasdiyanto Rohadi mengatakan ” Kondisi lingkungan hidup secara nasional semakin mengkhawatirkan. Fenomena kebakaran hutan dan lahan seolah tiada habis merusak ekosistem hutan kita di musim kering. Sebaliknya, di musim hujan kerap diiringi banjir dan longsor di beberapa daerah,”katanya, Jum’at (30/8/2019).

Ia melanjutkan berbagai kajian menunjukkan daya dukung dan daya tampung yang semakin menurun dari beberapa ekoregion di Indonesia. Pulau Jawa yang paling banyak penduduknya, memiliki tekanan terhadap lingkungan hidup yang lebih berat. Kajia Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa menunjukkan sudah sejak tahun 2010 Pulau Jawa terancam kolaps,” lanjut pria berkacamata ini.

BACA JUGA  Viral!!!Tewasnya Lansia Dikeroyok Di Jakarta Timur, Pengacara Korban : Kita Tunggu Hasil Penyidikan, Hukum Sesuai Aturan Yang Berlaku

Berbagai kejadian banjir, longsor, munculnya lumpur panas, pencemaran air dan udara, timbulan sampah dan bahan berbahaya beracun (B3), serta kemacetan kendaraan bermotor di sepanjang jalan pulau Jawa mengindikasikan tekanan yang berat di Pulau Jawa.

BACA JUGA  Sekkab Konsel Dampingi Kapolda Sultra Baksos di Laonti.

Salah satu kota yang memiliki tekanan lingkungan hidup paling berat di Jawa, tambah Tasdiyanto, adalah DKI Jakarta, yang kini sebagai Ibu Kota Negara. Pada tahun 2010 Bappenas telah menegaskan permasalahan sosial dan lingkungan hidup di Jakarta sudah sangat nyata.

BACA JUGA  Sekjen (LSM PEKA) Obay Hendra Winandar Angkat Bicara Terkait Bantuan (BLTD) tahun 2020

Berbagai fenomena konflik sosial, kerentanan sosial yang tinggi, penyakit baik fisik maupun psikis, tingkah laku sosial yang negatif, dan menurunnya prestasi kerja. Penurunan kwalitas lingkungan hidup terlihat dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dimana DKI Jakarta mendapat predikat terburuk, kondisi hidrologi yang mencemaskan, dan kapasitas daya dukung lingkungan yang rendah,”tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *