Saatnya Petani Brebes Menerapkan Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan

Porosnusantara.co.id, Brebes – Produksi bawang merah ( Allium cepa var. ascalonicum) cukup besar di Indonesia terdapat di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Komoditas bawang merah merupakan sumber pendapatan dan berkontribusi terhadap pendapatan daerah. Brebes memberikan andil hingga 30 persen dari total produksi nasional atau mencapai 1,4 juta ton lebih.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan intensif diusahakan petani di Kabupaten Brebes dan sekaligus menopang ekonomi rumah tangga. Pola tanam bawang merah di Brebes ditanam dengan menggunakan pola biasa, dua hingga tiga kali dalam setahun atau hanya sekali bergantian dengan padi.

BACA JUGA  WABUP SERGAI SERAHKAN SK KENAIKAN PANGKAT DAN SK CPNS

Upaya peningkatan produksi sering terkendala serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berupa hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen atau hasil panen berkurang. Salah satu tindakan pemeliharaan tanaman yang diyakini dapat mengurangi kerugian akibat serangan OPT adalah penggunaan pestisida. Keyakinan tersebut cenderung memicu penggunaan pestisida dari waktu ke waktu.

BACA JUGA  Merasa Bersalah, Netizen Pengungkap Ujaran Kebencian Terhadap Wartawan, Meminta Maaf.

Pestisida adalah bahan kimia beracun. Pemakaian pestisida berlebihan dapat menjadi sumber pencemar bagi bahan pangan, air dan lingkungan hidup. Pestisida menjadi bagian tidak terpisahkan dari budidaya pertanian Indonesia, tak terkecuali di Brebes. Pestisida berlebihan menjadi kendala bagi produksi bawang merah di Brebes.

BACA JUGA  Seminar JDN Kota Singkawang Berjudul "Berdiri Teguh Ditengah Badai" Menghadirkan Narasumber Dari Jakarta 2024

Pada umumnya petani menyemprot tanamannya dengan pestisida secara intensif yang kemungkinan dapat meninggalkan residu pada umbinya. Frekuensi aplikasi pestisida mencapai 3 – 5 kali dalam seminggu dengan menggunakan lebih dari dua jenis pestisida, kadang mencapai tujuh jenis sekaligus dengan cara dioplos.

Sekitar 50 persen lahan rusak karena terpengaruh penggunaan pestisida berlebihan. Akibatnya tanah produksi menjadi ‘sakit’ dan tak bisa menghasilkan panen optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *