Ada beberapa faktor dalam pengembangan STP, yaitu Sumber Daya dan Tenaga Ahli.
“Esensi dari RISET Pro ini ujung-ujungnya adalah kita meningkatkan daya saing, inovasi dan skill serta aspek-aspek lainnya”. Ujar Ainun.
Kick Off Meeting RISET Pro Komponen 1 Tahun 2019 diadakan agar dapat mensinergikan kegiatan yang difokuskan pada: 1) Penguatan Pengembangan Klaster Industri Unggulan Kawasan Sains Dan Teknologi (KST), 2) Advokasi dan Sosialisasi Regulasi Alih Teknologi Komersial dalam wujud Standard Operasional Prosedur (SOP) dan Pedoman Umum ke Unit Kerja Alih Teknologi di LPNK, 3) Monitoring dan Evaluasi dalam rangka penyempurnaan Model Komersialisasi Teknologi di LPNK.
Selain itu, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penyampaian pertanggungjawaban atas kegiatan tahun 2018 dan sekaligus persiapan kegiatan tahun 2019.
Dalam laporannya, Plt. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kemal Prihatman berharap kajian RISET Pro yang sudah menghasilkan rekomendasi sejak 2016 hingga 2018 dapat segera diimplementasikan pada tahun 2019 ini. “Selama 3 tahun itu (2016-2018) telah dilakukan secara garis besar 3 Subkomponen yaitu Keguruan untuk penguatan tata kelola KST, Permodelan untuk TTO, dan pemrodelan untuk Hilirisasi produk-produk inovatif.
Keberlanjutan ini diharapkan dapat menunjang kegiatan dan program untuk tahun 2020 hingga tahun-tahun berikutnya sehingga membawa dampak yang positif bagi penguatan inovasi di Indonesia”, jelasnya.
Turut hadir perwakilan dari perwakilan BPPT Iwan Sudrajat, perwakilan dari BATAN Hendig Winarno, perwakilan dari LIPI Mego Pinandito, perwakilan dari LAPAN Erna Sri Adiningsih, Perwakilan dari Lembaga Organisasi Profesi dan seluruh konsultan RISET Pro Komponen 1 Jangkung Rahardja serta tamu lainnya. (Red)