Reaktivasi Jalur KA Dorong Kemajuan Pariwisata Garut

Porosnusantara.co.id, Garut – Reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur kereta api (KA) di Jawa Barat bagian selatan diharapkan mampu benar-benar mendorong kemajuan pariwisata di wilayah Garut, Pangandaran, dan Ciwidey.

Reaktivasi jalur KA ini sejak awal ditujukan untuk mendorong kemajuan sektor pariwisata yang dampaknya akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kementerian Perhubungan menginisiasi 4 proyek reaktivasi jalur KA meliputi Cibatu-Garut-Cikajang (47,5 km), Rancaekek-Tanjungsari (11,5 km), Banjar-Pangandaran-Cijulang (82 km), dan Bandung-Ciwidey (37,8 km).

BACA JUGA  Jelang Ramadhan Tiga Pilar Kecamatan Mauk Cek Harga Pangan Dipasar Tradisional

“Reaktivasi keempat jalur KA ini untuk mendukung pariwisata yang ada di Garut, Pangandaran, dan Ciwidey sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Barat,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Pada kesempatan itu, sejumlah menteri kabinet kerja dan para pejabat melakukan kunjungan kerja bersama yakni Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri PUPR yang diwakili Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, dan Bupati Garut Rudy Gunawan.

BACA JUGA  Kadiskominfo Kota Depok Bukan di Copot , Ini lah Penjelasan BKPSDM

Mereka meninjau program peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pariwisata di kawasan obyek wisata Situ Bagendit di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat sore (26/4/2019).

Rombongan para menteri Kabinet Kerja menggunakan kereta wisata melintasi jalur KA yang direaktivasi dari Stasiun Bandung ke Stasiun Cibatu, kemudian dilanjutkan dengan kendaraan darat sekitar 15 menit ke obyek wisata Situ Bagendit.

BACA JUGA  Tinjau Penanganan Banjir Rob Semarang, Menteri Basuki Instruksikan Penanganan Cepat

Di obyek wisata alam (danau) yang sudah melegenda bagi masyarakat Jabar itu, para rombongan meninjau dan melakukan dialog dengan ibu-ibu peserta program UMi (Ultra Mikro). Para debitur kelompok ibu-ibu ini mendapat pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan untuk mengembangkan usaha ultra mikro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *