POROS NUSANTARA,Jakarta – Koperasi mampu mendominasi bisnis ritel di negara maju seperti Inggris. Hal serupa juga bisa terjadi di Indonesia. Mengingat bisnis ritel adalah bagian dan peluang usaha bagi perkembangan kinerja koperasi. Selain itu koperasi juga merupakan pusat kegiatan segala unit usaha.
Agar haraapan itu menyadi kenyataan perlu adalanya pengelolaan profesional. Setidaknya bisnis ritel ini harus dikelola secara disiplin dan fokus. Pasalnya, bisnis ritel dikategorikan sebagai bisnis yang unik, spesifik, dan rumit. Sehingga harus bisa membedakan mana uang usaha dan mana uang pribadi. Banyak bisnis ritel bangkrut karena tidak disiplin dalam mengelola uang usaha dan uang pribadi.
Demikian dipaparkan Deputi Bidang Pengembangan SDM, Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso Budi Susetyo, saat membuka acara Pelatihan Manajemen Retail LEUMart, di Kabupaten Serang, Banten, Selasa (13/3).
Masih kata Prakoso upaya untuk meningkatkan ekonomi rakyat pasti memiliki niat dan tujuan yang sangat baik. Jadi, siapa pun lembaganya yang ingin dan berniat mendirikan bisnis ritel pasti didukungnya. “Ya seperti LEUMart ini, saya mendukung penuh, upaya untuk meningkatkan ekonomi rakyat dengan cara moderen,” tandasnya.
Koko demikian panggilan akrabnya, mengharapkan kehadiran LEUMart ini bukan untuk mematikan warung-warung milik rakyat yang sudah ada. Sebaliknya justru, untuk ikut menata warung-warung yang ada agar bisa menjadi tempat yang nyaman bagi orang yang berbelanja.
“Saya berharap nantinya banyak warung yang akan diprofesionalkan oleh LEUMart. Barang-barang bisa tertata dengan baik, manajemen keuangannya juga tertata rapi, sampai harga barang yang kompetitif,” jelas Koko dihadapan Direktur Utama LEUMart Bambang Wijonarko dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten Hj Maesaroh Mawardi, serta para pelatihan ritel.