.

PESERTA TdT KAGUMI KEINDAHAN ALAM GUNUNG FATULEU

OELAMASI, POROS NUSANTARA  –  Peserta Tour di Timor (TdT) yang telah menyelesaikan etape ketiga dari Timor Tengah Selatan (TTS) dan melanjutkan perjalanan untuk etape keempat dari Kabupaten Kupang menuju Kota Kupang, tidak pernah kelelahan. Terbukti, saat tiba di Jembatan Noelmina, perbatasan antara Kabupaten Kupang dengan TTS, mereka hanya beristirahat selama 10 menit untuk menerima pengalungan selendang oleh Kepala Dinas Pariwisata kabupaten Kupang, Johanis Lakapu. Para peserta kemudian meneruskan perjalanan bersepeda menyusuri jalan Timor Raya dari Noelmina ke kawasan Gunung Fatuleu, Kecamatan Fatuleu Tengah.

oelamasi.2Pantauan PorosNusantara, Selasa (12/12/2017), rombongan peserta TdT dikawal anggota Harmas dari Polda NTT juga anggota TNI ketika tiba di Jembatan Noelmina, tidak mengambil kesempatan untuk istirahat. Mereka disambut Kepala Dinas pariwisata Kabupaten Kupang bersama staf untuk menerima pengalungan selendang untuk para perwakilan peserta. Sekitar 15 menit kemudian, para peserta bergerak dibawa pengawalan anggota kepolisian menuju obyek wisata Kabupaten Kupang di Gunung Fatuleu.

BACA JUGA  Laporan Pertanggung Jawaban Wali Kota Depok Tahun 2021 Usulkan Enam Raperda Dalam Rapat Paripurna DPRD

Sejak dilepas, para peserta bergerak awalnya beriringan. Selanjutnya antara para peserta sudah saling terpisah mengayuh sepeda menyusuri Jalan Timor Raya. Saat tiba di Pasar Takari para peserta disambut warga dengan melambaikan tangan. Para peserta terus mengayuh sepeda walaupun panas terik matahari dan medan yang mereka tempuh mendaki tapi mereka tetap menunjukan semangatnya. Sebagian peserta bahkan hingga mencapai kawasan gunung Fatuleu tetapi ada sebagian yang tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus menumpang kendaraan yang disiapkan panitia.

oelamasi.1Salah satu peserta TdT asal Jakarta, Tike mengatakan, sejak mengikuti atape pertama hingga etape keempat ini, kesan secara umum bagus. Dirinya menilai medan yang ditempuh sangat menantang dan berbukit-bukit. Belum lagi keindahan alamnya yang luar biasa membuat mata tidak berkedip. Hawanya walaupun panas tetapi dengan medan yang begitu ekstrim tapi dilewati dengan sempurna. Belum lagi  penerimaan masyarakat dari tiap kabupaten sangat luar biasa dan sangat welcome kepada peserta. Pemandangan alam di Timor sangat bagus dan potensi ini dapat dikembangkan kedepannya.

BACA JUGA  Gemar Makan Sayuran, Gaya Hidup Elegan Sepanjang Masa

“Kuliner juga enak seperti daun ubi bunga pepaya. Kalau daging ayam sudah biasa tapi di sini kami bisa makan ubi goreng pakai sambal nikmat sekali. Luar biasa, khas sekali. Tentu kedepan saya harapkan lebih ditingkatkan lagi kegiatan seperti ini. Provinsi dan kabupaten saling mendukung sangat bagus. Khusus di Gunung Fatuleu saya ibaratkan seperti batu raksasa dan baru pertama kali saya lihat terjalnya. Ini bisa dijadikan wisata traiking dan sangat menarik perhatian wisatawan. Selain itu, kawasan Fatuleu diharapkan bisa dibangun obyek yang bisa membuat para wisatawan betah menikmati keindahan alamnya,” kata Tike.

BACA JUGA  Pemkab Wajo Ajukan Dua Ranperda ke DPRD,Bertujuan Memaksimalkan program Pemerintahan

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kupang,Johanis Lakapu kepada wartawan mengatakan, Kabupaten Kupang menyiapkan hanya satu lokasi obyek wisata di Fatuleu. Tidak ada persiapan khusus di Fatuleu karena peserta hanya melihat wisata alam gunung Fatuleu setelah itu bergerak menuju Kota Kupang. Para peserta melihat pengembangan destinasi wisata di daerah ini. Dirinya berharap kedepan, pemerintah pusat bisa mengalokasikan dana baik DAK maupun tugas perbantuan guna menata destinasi pariwisata yang ada. Dirinya mengakui  tidak menyambut secara adat di pintu perbatasan tapi kita pihaknya sudah menyampaikan kepada pimpinan OPD untuk sama-sama menghantar peserta ke gunung Fatuleu untuk peserta lihat secara langsung potensi destinasi alam di Fatuleu. Selain itu, para warga sekitar lokasi gunung Fatuleu juga diarahkan untuk bisa menjajakan barang dagangan lokalnya untuk dilihat peserta dan bisa dibeli peserta sebagai kenang-kenangan.

Laporan : Erni Amperawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *