KUPANG, POROS NUSANTARA – Pimpinan Rektor Universitas Muhammadyah Kupang yang sebelumnya dijabat Prof DR H. Sandi Maryanto, Mpd akan segera diganti oleh pejabat baru, DR Zainur Wula, S.PD.,M.SI masa bhakti 2017-2021. Proses pelantikan yang rencana dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs Frans Lebu Raya, unsur Forkopinda dan sekitar 400 undangan siap digelar Selasa 7 November 2017.
Wakil ketua panitia, Eko Hadipurnomo, SE.,M Hum kepada Poros Nusantara diruang kerjanya Jumat( 3/11/2017) menjelaskan, berkaitan dengan pelantikan Rektor UMK yang akan dilakukan oleh Prof. H. Lincolin Arsyad, M.SC.,PH.D dan disaksikan Pimpinan Pusat Muhammadyah Dr .H. Haedar Nashir, M. Si didahului dengan kegiatan peresmian gedung SD Muhammadyah, tandon air dan dirangkai dengan Reboisasi dan perkebunan di Desa Tliu Kecamatan Amanuban Timur Kabupaten TTS.
Program ini merupakan program dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat pengurus Pusat Muhammadyah, dan dalam kegiatan ini dipastikan dihadiri Bupati TTS dan unsur Muspida setempat. Eko menambahkan prosesi pelantikan tanggal 7 November 2017, didahului dengan audens bersama antara Rektor yang lama dan baru dengan Gubernur NTT di ruang rektorat sekitar pukul 8. “Seluruh persiapan pelantikan ini sudah dilakukan selama 1 Minggu berjalan. Undangan yang akan hadir selain Gubernur, unsur Fokopinda, pimpinan perguruan tinggi di Kupang, perguruan tinggi dari Alor dan Maumere, juga diundang kepala sekolah SMP dan SMA” katanya.
Tentang total undangan yang hadir menurut Eko, secara external sebanyak 300 orang sementara internal 100 orang. Persiapan pelantikan ini lanjut Eko agak berbeda dari Tahun-tahun sebelumnya. Sesuai STATUTA ( Alkitabnya perguruan tinggi Muhammadyah) dilakukan melalui rapat senat terbuka, sehingga kelihatan berwibawa dan berkesan. “Nanti pada rapat senat ini selain acara pelantikkan juga serah terimah Rektor dari pejabat lama ke pejabat baru, saat yang sama juga diserahkan memory dari Rektor lama ke Rektor baru atau sebaliknya” jelas Eko.
Menyinggung soal alasan pemilihan tempat kegiatan di Kecamatan Amanuban Timur Eko mengatakan, selama ini daerah itu menjadi binaan Muhammadyah pusat, dan selama inipun warga setempat melakukan penanam anakan diatas lahan warga sendiri dan terus didampingi majelis pemberdayaan masyarakat. Program tanaman ini diharapkan menjadikan Amanuban Timur sebagai pailot projek bagi daerah lain di NTT.
(Laporan : Erni Amperawati)