KUPANG, POROS NUSANTARA – Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Drs. Usamah Hisyam,salut terhadap perjuangan para Da’i di Provinsi NTT. Tantangan yang dihadapi pada Da’i di daerah ini sangat besar karena dengan jumlah umat Islam sebesar 10 persen dari umat agama lain, tetapi para Da’i dengan semangat tinggi terus melakukan dakwah kepada umat. Tantangan ini jika berhasil maka NTT dijadikan pilot project dalam hal pemberian dakwah bagi umat untuk dijadikan contoh buat daerah lain di Indonesa khususnya di perbatasan-perbatasan lainnya.
Usamah Hisyam menyampaikan hal ini saat membuka kegiatan TOT bagi para Da’i Parmusi se-Provinsi NTT di Masjid Raya Kupang, Sabtu (25/11/2017). Turut hadir pada acara ini Ketua Wilayah Parmusi NTT, Abu Lamahoda, S.H, para tokoh agama Islam se-Kota Kupang dan undangan lainnya.
Usamah mengatakan, kehadiran Parmusi saat ini memang paradigmanya sudah berubah dari orientasi politik ke paradihma dakwah. Para anggota Parmusi tetap mengerti politik tetapi organisasi ini tidak bisa dijadikan sebagai kendaraan politik. Untuk maksud itu, katanya, maka dalam program Parmusi, pelatihan para Da’i menjadi sangat penting. Penempatan para Da’i diharapkan tidak saja di kabupaten tetapi diupayakan di semua kecamatan yang ada.
“Kalau ketua umum datang membuka kegiatan TOT dengan anggota cuma 21 tentu tidak efisien. Saya minta kalau bisa di setiap kecamatan juga perlu ada. Kita berikan dakwah kepada umat khususnya masyarakat madai yang islami lahir bathin untuk mencapai kesempurnaan hidup sesuai ajaran Allah. Perlu ada transformasi nilai keagamaan dalam diri umat,” jelasnya.
Menurutnya, seturut tujuan Parmusi tentang terwujudnya masyarakat madani yang islami lahir bathin itu, maka gerakan dakwah harus semakin ditingkatkan. Parmusi pusat berharap gerakan itu dimulai dari NTT karena dengan tantangan yang begitu tinggi tapi bisa berjalan baik. Ini kedepan NTT bisa dijadikan pilot project untuk daerah lainnya di Indonesia.
“Parmusi melihat bahwa dakwah sesungguhnya ada di NTT bukan di Jakarta atau di daerah lainnya. Pasalnya, tantangan yang dihadapi para Da’i d NTT jauh lebih sulit ketimbang di daerah lainnya. Saya sangat bangga karena para Da’i dari berbagai daerah di NTT sangat antusias datang walaupun kondisi cuaca kurang menguntungkan. Kita jadikan NTT sebagai pilot project dalam hal dakwah. Kalau NTT berjalan sukses walau dengan topografi yang kurang baik dengan karakter budaya yang berbeda-beda, jika para Da’i melaksanakan tugas dakwah dengan baik maka kita akan jadikan contoh buat daerah lainnya di Indonesia. Saya nilai para Da’i yang bertugas di NTT memang luar biasa dalam upaya memberikan dakwah bagi umat yang ada. Tantangan cukup berat,” tambahnya.
Pada bagian lain, Usamah, juga menilai bahwa saat ini tantangan bangsa cukup berat. Ada pihak tertentu yang berusaha merubah dasar negara Pancasila. Bagi Parmusi,Pancasila sudah final menjadi dasar negara bangsa ini. Tidak ada lagi upaya merubah dasar negara Pancasila menjadi negara agama. Dalam lima sila Pancasila, peletak dasar bangsa ini meletakan sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi roh untuk sila-sila lainnya. Saat ini tugas semua elemen untuk mengimplementasikan sila-sila Pancasila sehingga bangsa yang kaya raya ini rakyatnya tidak boleh miskin lagi.
“Kita juga bangun Parmusi Center di Belu tujuannya untuk mendidik anak-anak kita untuk memperdalam ilmu agama. Kalau di Belu berjalan baik maka kita akan buka juga di daerah lainnya di NTT. Ada taman bacaan juga kegiatan belajar buat anak TK. Kita juga akan berikan bingkisan kasih Parmusi buat warga terutama di daerah perbatasan baik di Belu, Malaka, Kabupaten Kupang dan Rote Ndao,” ujarnya.
Sementara Ketua Wilayah Parmusi NTT, Abu Lamahoda, S.H menyampaikan terima kasih atas perhatian yang luar biasa dari Ketua Umum terhadap NTT. Apalagi kunjungan kali ini terlama dan mengunjungi beberapa kabupaten selain bertatap muka dengan umat juga membagi bingkisan kasih Parmusi. Parmusi saat ini, lanjutnya, tidak lagi berorientasi pada politik praktis tetapi fokus pada dakwah. Dakwah tidak hanya dilihat dari pandangan agama semata tetapi dakwah juga dilihat pada upaya membantu para warga yang berkekurangan dengan tetap menghormati budaya dan tradisi daerah setempat.
“Kita di NTT persaudaraan sangat tinggi. Kita saling bekerjasama lintas agama. Saling membantu dalam segala hal. Untuk dakwah tentu kita lebih fokus pada meningkatkan kadar keimanan umat kita sesuai ajaran Allah. Kami tentu sangat berterima kasih atas segala perhatian yang tinggi dari ketua umum buat NTT. Masyarakat kami tentu sangat bahagia dengan kehadiran ketua umum bertemu langsung berdialog dengan umat,” kata Abu Lamahoda.
“Perhatian Parmusi Pusat sejak tahun 2016 dimana kita tempatkan 20 Da’i di Belu dan Malaka. Tahun 2017 ini kita tempatkan lagi 21 Da’i yakni di TTS 6 orang, Kabupaten Kupang 5 orang, Rote Ndao 5 orang dan Lembata 5 orang. Kita harapkan dengana pelatihan TOT ini para Da’i mendapat ilmu yang cukup sehingga bisa terus melaksanakan tugas dakwah di daerah masing-masing dengan baik,” ujar Abu Lamahoda.
(Laporan :Erni Amperawati).