Jakarta, Poros Nusantara – Perubahan Tarif Dasar Listrik (TDL) imbas pengurangan subsidi dari pemerintah, cukup membuat khawatir sebagian besar masyarakat. Terlebih pada 1 Mei 2017yang lalu, subsidi yang kembali dicabut pemerintah adalah golongan rumah tangga 900 Volt Ampere, yang notabene didominasi masyarakat kelas menengah kebawah.
Praktis kondisi ini membuat masyarakat perlu memutar otak, untuk menanggapi kenaikan tarif dasar listrik yang cukup mempengaruhi pengeluaran bulanan. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi pemakaian daya listrik, dan menghemat penggunaan alat elektronik yang tidak terpakai di rumah. Meski tidak terlalu berdampak signiftikan, namun cara ini dinilai yang paling mudah dilakukan demi mengurangi pengeluaran bulanan dari sisi pemakaian listrik.
Padahal, di era kecanggihan teknologi seperti sekarang ini, sudah tersedia alat penghemat listrik yang bisa digunakan secara otomatis. Alat yang lebih dikenal dengan Home Electric Saver ini, mampu menjadi jawaban masyarakat atas naiknya Tarif Dasar Listrik. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan alat penghemat listrik ini.
Di Indonesia sendiri, sudah ada pemain bisnis yang menjajakan alat penghemat daya listrik untuk kalangan rumah tangga dan pelaku usaha. Brand tersebut adalah Enter Indonesia besutan PT Sains Solusi Global yang bergerak di bidang Manufacture Alat Penghemat Daya. Enter Indonesia menjadi spesialis penyedia bank capasitor elektic saver yang dapat menghemat listrik hingga 40% tanpa mengurangi daya listrik.
Manager Operasional Enter Indonesia, Nur Kalim, mengungkapkan pihaknya menghadirkan solusi bagi terbaik untuk mengurangi tagihan listrik baik untuk segmen rumah tangga, dan juga kalangan pelaku usaha untuk penggunaan listrik di ruko, gedung, hotel, restoran, dan lain sebagainya. Meski tidak bermain sendirian di sektor bisnis alat penghemat daya listrik , namun Enter Indonesia memiliki beragam senjata andalan sebagai diferensiasi dibanding pemain sejenis.
“Kami memiliki 12 keunggulan, diantaranya bisa menghemat pemakaian listrik 10% sampai 40%, lalu meningkatkan kapasitas pemakaian listrik agar sekring listrik tidak mudah turun saat mencapai penggunaan maksimal. Ketiga meefisiensi aliran jaringan listrik dengan menghilangkan daya semu yang tidak berguna. Keempat memperpanjang umur perlatan elektronik. Kelima meningkatkan kualitas kinerja peralatan listrik, dan keenam mengurangi panas pada jaringan kabel listrik,” jelasnya.
Kemudian selanjutnya yang ketujuh, mengurangi beban Lonjakan Star Awal dan Peralatan Listrik. Kedelapan satu unit alat penghemat listrik bisa berpungsi untuk seluruh instalasi rumah/tempat usaha. Kesembilan pemasangan alat yang mudah dan bebas perawatan, dan kemudian yang terakhir, pelanggan akan mendapatkan garansi selama lima tahun dan life time pemakaian.
Dengan semua keunggulan tersebut, pelanggan hanya perlu mambanderol satu unitalat penghemat listrik senilai Rp1,2 juta termasuk biaya pemasangan. Meski agak sedikit merogoh kocek, namun melihat manfaat yang ditawarkan alat ini, kiranya bisa sebanding dengan penghematan pengeluaran maupun daya listrik yang digunakan.
Tawarkan Peluang Usaha
Melihat belum banyak masyarakat yang sadar akan manfaat alat penghemat listrikini, Enter Indonesia menawarkan peluang usaha yang bisa digarap oleh calon mitra melalui pola kerjasama kemitraan. Ada dua paket yang ditawarkan, pertama paketmain distributor dengan minimal pembelian sebanyak 5000 unit. Kemudian yang kedua paket main principle dengan pembelajaan sebanyak 3000 unit.
Selain itu, benefit lain mitra bisa merekrut agen perorangan dengan syarat pembelanjaan minimal 100 unit. Lalu dari situ agen bisa memperpanjang dengan menawarkan peluang menjadi re-seller. “Saat ini kami sudah memiliki enam principlebesar dengan didukung satu factory yang kami miliki sendiri. Kami beri garansi kemain principle bila tidak ada unit yang terjual maka perusahaan akan membeli kembali,” tandasnya.
Nur menargetkan pada tahun ini pihaknya bisa berekspansi dengan menambah 10 main distributor atau setara dengan 70 ribu unit alat penghemat listrik yang terjual.
Laporan: Marina/Elma