Porosnusantara.co.id – Serang | Peristiwa yang sebelumnya ramai diberitakan soal puluhan siswa SMPN 1 Kramatwatu, Kabupaten Serang, mengalami dugaan keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) pada Selasa, 2 September 2025, mendapat respon dan klarifikasi dari pihak sekolah dan yayasan.
Pihak kepala SPPG, Aqmal, menjelaskan proses pembagian MBG dilakukan sesuai prosedur. Paket MBG dibagikan saat waktu istirahat dzuhur atas permintaan sekolah untuk menghindari gangguan pembelajaran. Setelah pembagian, ditemukan bau makanan yang dianggap tidak sedap sehingga guru melarang siswa mengonsumsinya namun sebagian besar makanan tidak bermasalah sehingga tetap dikomsumsi oleh para siswa lainnya.
Aqmal juga menegaskan hanya enam siswa dari 891 siswa yang melaporkan gejala muntah dan mual, dan dari keenamnya hanya dua yang menjalani pemeriksaan klinik secara resmi. Sisanya, sebanyak 17 siswa, melaporkan gejala mual tapi informasinya didapat dari guru yang meminta siswa tunjuk tangan, bukan hasil pemeriksaan medis.
“Jadi tidak benar kalau puluhan siswa atau ada media lain yang mengatakan sampai ratusan keracunan. Yang pasti, hasil diagnosa dan laboratorium belum diumumkan oleh dinas kesehatan kabupaten Serang dan kami pihak dapur masih menunggu,” ujarnya.
Pihak yayasan sebagai penyelenggara dapur program MBG ini juga mengonfirmasi kepada pihak sekolah SMPN 1 Kramatwatu hanya dua siswa yang mendapat penanganan medis dan tidak ada laporan keracunan masal. Kami pihak yayasan akan terus memantau kondisi siswa dan bekerja sama dengan sekolah untuk memastikan keselamatan anak-anak.
Kasus ini menegaskan pentingnya klarifikasi data sebelum publikasi berita agar tidak menimbulkan kepanikan berlebihan di masyarakat. Karena mungkin atas pemberitaan media yang berlebihan ini dapat menyebabkan orang tua siswa yang merasa kurang nyaman padahal banyak kemungkinan yang dapat mempengaruhi kesehatan siswa faktor lain seperti cuaca dan kelelahan sekolah, atau siswa mengkomsumsi makanan sebelum mengkomsumsi makanan dari dapur BGN.