Daerah  

Usaha Kerajinan Tangan Aiptu Sukirja Tembus Pasaran Luar Provinsi

Magelang – porosnusantara.co.id

Seorang Bhabinkamtibmas Polsek Ngluwar Polresta Magelang, Aiptu Sukirja mulai tahun 1999 merintis usaha kerajinan tangan (handycraft) dengan label “Wida’s Collection”.

Kerajinan yang diproduksi adalah tas berbahan alami, seperti Enceng gondok, pandan dan gedebog pisang yang dipadu bahan sintetis.

Ditemui di rumahnya, Gamplong I, Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Aiptu Sukirja menceritakan perjalanan usahanya. Awalnya Sukirja mendapat order dari seorang pembeli (buyer) barang kerajinan asal Bali.

BACA JUGA  Kapolresta Magelang Sumbang Pembangunan Masjid Al Barokah Gumuk

“Sejak itu, saya terus mengembangkan usaha. Saya pun merekrut beberapa tenaga dari warga sekitar rumah untuk membantu membuat barang kerajinan,” cerita Aiptu Sukirja.

Di rumahnya, Aiptu Sukirja mulai mengembangkan produksi tas berbahan alami, tas rajut dan tas batik. Dalam usahanya, Aiptu Sukirja mulai merekrut karyawan dari para tetangga dan mengambil bahan dari perajin di lingkungan tempat tinggalnya.

BACA JUGA  Polresta Magelang Gelar Patroli Skala Besar

“Untuk bahan alami saya ambil dari para perajin sebagai bahan baku utamanya seperti enceng gondok, gedebog pisang atau pandan semua sudah kering dan siap dibuat tas. Untuk bahan sintetis atau aksesoris saya mengambil dari toko penyedia bahan, seperti vinyl, rafia dan busa spon,” terangnya.

Dalam pemasaran produk kerajinannya, Aiptu Sukirja mendistribusikan ke Pasar Beringharjo Yogyakarta, bahkan ke pulau Bali. Hasil kerajinan ini juga untuk mewakili Polresta Magelang dalam kegiatan UMKM di tingkat Polda maupun Mabes.

BACA JUGA  1.449 Pelanggaran Terekam ETLE di Hari Keenam OPC 2024 Polresta Magelang

Agar hasil produk berkualitas dan semakin diminati konsumen, Aiptu Sukirja juga mengadakan pelatihan bagi karyawannya, terutama karyawan baru atau bila menemukan model baru.

“Program pemberian keterampilan dilakukan untuk bisa meningkatkan kecepatan produksi, pelatihan menjahit, pelatihan merajut tas dan lainnya. Dengan tujuan memperbaiki bila ada kesalahan atau mendongkrak hasil produksi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *