Kisah “Flor De La mar”, Kapal Bermuatan 60 Ton Emas Yang Karam Di Laut Aceh

Wikipedia.org

PorosNusantara – Flor de la Mar (Bunga Laut, dieja Frol de la Mar dalam kronik Portugis abad ke-16) adalah perahu ( carrack) Portugis yang selama sembilan tahun berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa penting di Samudera Hindia.

Flor de la Mar dibangun di Lisbon pada tahun 1502, menjadi salah satu kapal terbaik di masanya. Dengan berat 400 ton, kapal ini merupakan kapal karak terbesar yang pernah dibuat, hampir dua kali ukuran kapal terbesar yang pernah berlayar sebelumnya.

BACA JUGA  23 Rumah di Kabupaten Bangka Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Kapal ini melakukan perjalanan perdananya dari Portugal ke India pada tahun 1502, di bawah komando Estevão da Gama , sepupu Vasco da Gama .

Di bawah perintah Afonso de Albuquerque, Flor de la Mar mendukung penaklukan Goa pada tahun 1510 serta penaklukan Malaka pada tahun 1511.

Flor de la Mar adalah salah satu kapal terlama yang beroperasi di India. Namun, layanannya sebagai kapal kargo masih jauh dari harapan. Sangat tidak layak laut saat membawa muatan penuh.

BACA JUGA  Keluarga Besar Lantamal XII Pontianak Gelar Nonton Bareng Film Adagium Di Bioskop XXI Transmart

Meskipun sudah dianggap tidak aman, Flor de la Mar bertugas mendukung penaklukan Malaka, yang saat itu merupakan pusat perdagangan terbesar di Hindia Timur. Mengingat kapasitasnya yang besar, Afonso de Albuquerque memutuskan menggunakan kapal tersebut untuk mengangkut harta karun besar berupa 60 ton emas yang dijarah dari istana Sultan Malaka kembali ke Portugal.

Akhir tahun 1511, Flor de la Mar dimuati 60 ton emas. Albuquerque sebagai nakhoda tertinggi rombongan memerintahkan segera angkat jangkar dari Malaka untuk menyetor jarahan ke Portugis. Kapal Flor de la Mar dan kapal-kapal pengiringnya pun meninggalkan Malaka. Namun, badai menyinggahi Flor de la Mar yang sedang berlayar di perairan Pedir, daerah Pidie, Aceh Barat. Kapal akhirnya karam.

BACA JUGA  Kapolda Banten Dampingi Kapolri Tinjau Vaksinasi Serentak Bersama Ulama Di Pandeglang

Afonso de Albuquerque diselamatkan dalam kondisi yang sangat buruk, dengan menggunakan rakit darurat, namun muatannya hilang tak dapat ditemukan. Lebih dari 400 orang di dalamnya juga hilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *