AKSI Lahos SKI Demo GNPR BELA REMPANG DIDEPAN PATUNG KUDA

  • Bagikan

Jakarta, porosnusantara.co.id – 23/09/23 Aksi demo gerakan nasional pembela rakyat (GNPR) sebanyak 1000 orang yang tergabung dari berbagai elemen lapisan masyarakat, ormas, dan LSM serta kaum ibu-Ibu dalam turntutany meminta dikembalikan hak – hak milik rakyat rempang dan hentikan Peroyek investasi REMPANG ECO CITY dan pabrik Xinyi, prodensen kaca raksasa no. 2 diasia tenggara berada Rempang,

demi kemakmuran rakyat rempang yang akan diambil ahli oleh pihak investasi asing merupakan satu kebohongan besar hal inilah yang nantinya akan membuat rakyat Rempang menderita dan sengsara, karna kepentingan dari pemerintah jokowi harus bertanggung jawab terhada para oligarki serta ruhut binsar panjaitan, erictohir bersama keroninya,yang telah merampas tanah adat hak warga masyrakat Rempang, kami tetap akan mepertahankan hak- hak kami sampai titik darah terakhir, dari pada kami harus sujud kepada para penghianat yang telah merebut hak milik rakyat rempang istilah bahasa melayu Rentak Bergerak Kumpul menjadi satu bergerak Puak Melayu Bangsa yang tiada ragu lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup terjajah pantang bagi bangsa melayu berkulut dengan para penjajah dan oligarki sebagai penghianat bangsa
itulah adat melayu kami pantang menyerah sekali layar terkenang,
Ingatlah bangsa melayu raja fisabilah iskariman al musahida.

Jangan karna hangatnya mata hari
Kacang lupa kulitnya
Sebelum negara kesatuan republik Indonesia ada pulau rempang sudah berada sejak tahun 1723 awal 18.M bernama kerajaan siak yang dipimpin oleh sri Indrapura.kerajaan islam dipulau rempang dan yang pertama kali pula memperoklamirkan diri atas ke merdeka negara kesatuan republik indonesia sudah merdeka dari penjarahan bangsa belannda dan jepang.
” tutur” ibu tuty dengan nada lantang dan tengas dari atas mobil komando dalam orasinya.

Redaktur Exsekutif : muhammad Surya., S.I.kom.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *