Kementerian PUPR Lakukan Serah Terima Penghunian 300 Unit Huntap di Pulau Adonara, Flores Timur

Jakarta – PorosNusantara.co.id || Sebagai upaya tanggap darurat bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang yang menggenangi sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) April 2021 lalu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap menyelesaikan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi para korban terdampak. Hal ini juga merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo untuk merelokasi para korban bencana.

Menindaklanjuti arahan tersebut, Kementerian PUPR membangun 1.922 unit huntap yang terbagi ke enam lokasi yakni Kabupaten Lembata 700 unit, Kabupaten Flores Timur 300 unit, Kabupaten Sumba Timur 194 unit, Kabupaten Alor 386 unit, Kabupaten Kupang 169 unit dan Kota Kupang 173 unit.

BACA JUGA  Peningkatan lnklusi Keuangan Indonesia : Lebih Banyak Masyarakat yang Memiliki dan Menggunakan Layanan Keuangan Formal

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.

BACA JUGA  DPRD Provinsi Lampung Soni Setiawan Sosialisasikan Ideologi Dan Pancasila Serta Wawasan Kebangsaan

“Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki.

Saat ini sebanyak 300 unit huntap di Kabupaten Flores Timur telah selesai dibangun dan telah diserahterimakan kepada para penerima manfaat. Huntap tersebut tersebar di Desa Oyang sebanyak 50 unit, Desa Saosina 195 unit dan Desa Nelelamadike 55 unit. Serah terima huntap ini ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima dan dilanjutkan dengan penanaman pohon di Desa Saosina.

BACA JUGA  PSBB Kota Bekasi Resmi Diperpanjang

Ketua Satuan Tugas Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto mengatakan dalam relokasi ini Kementerian PUPR berprinsip untuk membangun kembali dengan lebih baik. “Lebih baik dalam artian aman dari gempa, konstruksi kuat dan tahan bencana karena rumah yang di bangun menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (RISHA),” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *