Jakarta, Porosnusantara.co.id
Beberapa hari lagi, Umat Islam menunaikan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan 1443 H, Berkaitan dengan suasana di Bulan Suci Ramadhan 1443 H, maka Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah mengeluarkan Surat Edran yang salah satu poinnya, KPI menekankan agar pihak penyiaran, utamanya TV, mengutamakan pendakwah yang kredibel, Dalam redaksial yang dikeluarkan adalah mengutamakan penggunaan pendakwah/dai yang kompeten, kredibel, tidak terkait organisasi terlarang sebagaimana telah dinyatakan hukum di Indonesia demikian disampaikan Nuning Rodiyah Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia, saat dihubungi pers, Rabu (23/3/2022) di Jakarta
“Mengacu pada kata ‘diutamakan’, maka ini tidak berarti secara eksplisit atau garis keras melarang apa yang dianggap bertolak belakang dari SE tersebut, jika nantinya ada pendakwah atau dai yang berasal dari organisasi yang terlarang, KPI akan melihat konten yang disampaikan. Pendakwah tidak selalu identik dengan organisasi yang melatarbelakanginya”ucap Nuning Rodiyah
Lebih lanjut Nuning, mengatakan jika muatannya positif, membangun NKRI, serta yang ditampilkan adalah mengenai sosok individu tersebut, kemudian tidak mengandung issue SARA ataupun politik, maka hal ini bisa ditayangkan. Ingat, redaksinya adalah mengutamakan Lebih baik, karena itu disarankan agar pihak penyiaran mengundang sosok atau tokoh yang tidak berasal dari organsiasi terlarang. Hal ini merupakan upaya antisipasi, agar frekuensi publik tidak digunakan untuk memecah belah atau provokasi, Ketika nantinya ada muatan-muatan terkait agama, seperti akidah dan fikih, yang tidak terlalu dipahami oleh pemantau KPI, maka ada pendapat dari ahli. Nantinya, pihak MUI akan memberikan gambaran dan pendapat yang lebih jelas atas tayangan yang sedang berlangsung.
