Pakar IPB: AWR Membantu Penyuluh Efektif untuk Meningkatkan Produksi Pertanian

Rilis Kementan, 11 Februari 2020
Nomor : 77/R-KEMENTAN/02/2020

Poros Nusantara – Pakar penyuluhan pertanian dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB, Prof Sumardjo mengatakan keberadaan Agricultural War Room (AWR) merupakan jawaban agar penyuluh pertanian efektif dalam memberdayakan petani meningkatkan hasil produksi pertanian di masing masing kecamatan di Indonesia.

AWR yang dikontrol langsung oleh Kementerian Pertanian di Jakarta, terhubung langsung dengan Kostratani yang ada di tiap kecamatan, juga kostrada di kab/kota dan Kostrawil di Provinsi. Kantor Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian dikelola secara modern dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk memetakan potensi, permasalahan dan mendata pertanian sampai level lapangan di kecamatan.

BACA JUGA  “Hapuskan Stigma Negatif Terhadap Penyandang Disabilitas, Melalui Edukasi & Wujudkan Kemandirian”

Guru Besar Penyuluhan IPB itu mangatakan akurasi dan akuntabilitas data aktual pertanian, baik pangan maupun non pangan perlu untuk menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan efektif.

BACA JUGA  Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan dan Perolehan Suara Pemilu Tahun 2019

“Selain itu potensi dan permasalahan pembangunan pertanian perlu dipantau dan digerakkan melalui informasi yang akurat, secara lebih efisien. Hal ini jawabannya adalah melalui AWR,” tambahnya kepada Sinar Tani saat diminta pendapatnya tentang pentingnya AWR untuk meningkatkan produksi pertanian.

Pada sisi lain, sambung Prof Sumardjo, jumlah dan kualitas penyuluh pertanian juga perlu ditambah dan ditingkatkan. “Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh Pertanian perlu ditingkatkan terutama kualitas dan kapasitasnya dalam memberdayakan petani dan kelembagaan petani,” paparnya.

BACA JUGA  Bupati Way Kanan Hadiri Sertijab Camat Buay Bahuga

Keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah sehingga membatasi kemampuannya dalam rekrutmen penyuluh pertanian Aparat Sipil Negara (ASN), menurutnya bisa ditutup dengan menghadirkan penyuluh swadaya dan penyuluh swasta. “Kehadiran Penyuluh swadaya dan penyuluh swasta bisa untuk mengatasi keterbatasan jumlah penyuluh,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *