Presiden Ingin Destinasi Wisata Budaya di Samosir Dilakukan Penataan

Porosnusantara.co.id – Presiden Joko Widodo menginginkan penataan kembali destinasi wisata berbasis budaya di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik.

Presiden Joko Widodo saat menyambangi Kampung Ulos Hutaraja, Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir Selasa (31/7/2019) menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk menata kampung ulos dan destinasi wisata budaya lainnya untuk ditata dan diperbaiki.

BACA JUGA  GTA, Gelar Diskusi Publik Dengan Tema " Pemilu Demokrasi Dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia "

“Tahun ini dimulai karena memperbaiki, kemudian memindahkan bangunan yang tidak sesuai dengan desa ulos tadi, desa adat tadi, sehingga betul-betul menjadi sebuah tempat tujuan wisata yang menurut saya sangat menarik,” ujar Presiden.

Proses perbaikan dan pemindahan bangunan di Kampung Ulos Hutaraja sendiri, menurut Presiden, akan dipandu dan diarsiteki oleh Kementerian PUPR.

“Saya kira yang paling penting untuk memperbaiki, merestorasi ada panduan dari Kementerian PUPR, dari arsitek hingga betul-betul menjadi sebuah kawasan yang memang sangat layak dikunjungi. Karena tadi kegiatannya menurut saya sangat menarik,” katanya.

BACA JUGA  MILIKI 230 CABANG, PB PMII OPTIMIS TANGKAL RADIKALISME DI KAMPUS

Di salah satu destinasi budaya lainnya, yaitu Kampung Huta Siallagan yang terletak di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Rabu (31/7/2019) Presiden terlihat sangat terkesan dengan kebudayaan yang ada di salah satu destinasi prioritas pariwisata itu.

Setibanya di lokasi, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo disambut dengan proses penyambutan adat setempat sebagaimana lazim dilakukan kepada para tamu dan wisatawan yang datang.

BACA JUGA  Presiden Jokowi Respon Cepat Keinginan Argentina Impor Buah Indonesia

 

Di kampung adat Suku Batak Toba yang masih bertahan itu Presiden meninjau destinasi budaya yang memiliki delapan rumah adat Suku Batak Toba. Presiden juga sempat duduk di batu kursi persidangan tempat raja dan para pejabat memutuskan hukuman untuk seseorang yang melakukan kejahatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *